Rabu, 08 Agustus 2018

Ke Gunung Slamet, cari Slamet.

Brutal slamet!

Bulan lalu saya ikut salah 1 race yang menurut saya paling berat dan rusuh yaitu goat run gunung slamet. Mengikuti race dengan latihan ala kadarnya dan hanya berharap bisa sampai ke peak dengan selamat, ekspektasi yang cukup rendah.

Para peserta berangkat bersama pagi buta dari senayan, lumayan lah dapat Bis Big Bird dari panitia. Langsung berangkat menuju Guci tegal dan sampai di lokasi race central kira-kira jam 3 sore. Saya mengambil race pack dan langsung menuju hotel untuk bersih-bersih. Malamnya saya kembali ke race central karena ada race briefing dan saya mencari tempat carbo loading di warung terdekat.

Pagi hari pun datang ,saya bersiap , lalu langsung check out dan membawa semua barang ke race central. Belajar dari pengalaman goat run seri 1, saya overtime 3 jam sehingga harus membayar hotel 1/2 harga. Lumayan juga menguras budget waktu di Garut.

Kembali ke Tegal, setelah banyak pembukaan sambutan dan sambitan akhirnya race dimulai. Dibuka dengan aspal hanya 1 km, lalu masuk ke hutan. Lumayan lama untuk sampai Ws kedua di kaki gunung, mungkin ada makan waktu sampai 4 jam-an. Sesampai di WS kedua saya meminjam power bank panitia karena jam polar saya gugur baterainya.


Masih bahagia


Mba Febri, Mba Ing.

Gunung yang disikat


Setelah WS kedua mulai lah menaiki kaki gunung slamet, medannya lumayan berat karena batunya licin dan banyak permukaan yang tidak padat. Cukup merepotkan untuk naik ke atas. Mungkin proses sampai ke atas ada 2 jam, semakin di atas pemandanganmya semakin keren apalagi saat sudah sejajar dengan awan. Pemandangan yang luar biasa dan mengingatkan betapa kecil kita manusia dibanding alam semesta ini.


Istirahat dulu





 Setelah berupaya naik terus sampai hampir ke puncak dengan sisa tenaga, sayangnya puncak gunung itu belum sampai juga.  Setelah hampir 100 m -200 m dari puncak, sayangnya saya harus turun dan tidak melanjutkan misi.

Panitia yang tadinya di atas semuanya sudah dalam proses turun karena kabut sudah muncul dan kata mereka berbahaya jika dilanjutkan terus. Di momen ini diantara ego: Harus peak dan harus bisa selamet pulangnya, akhirnya memilih opsi kedua. Eh benar saja turunnya ternyata susah 1/2 mampus 😫. Sampe kepleset berkali-kali dan ujung2nya minta tolong mas panitia jalannya agak pelan, supaya saya bisa mengikuti titik langkah masnya. Lumayan lah, tempat yang dia pilih tanahnya padat sehingga kaki saya tidak terlalu kepleset.



Bukan pilihan yang buruk memilih turun karena turunnya jauh lebih susah daripada naiknya, dibandingkan dengan goat run seri sebelumnya di Guntur menurut gw ini lebih kejam. Sesampai di bawah saya duduk-duduk lagi di water station 2 mengumpulkan sisa tenaga buat kembali ke race central.

Waktu turun saya baru nyadar, ternyata jauuuuhh bener tadi medan yang saya lewati.. Untuk sampai WS 1 , saya turun dengan lumayan berlari memakan waktu 3 jam lebih. Estimasi sampai WS jam 6 sore pun bubar. Ada momen dimana saya benar2 berlari sendiri di hutan tanpa ditemani siapa-siapa selain lampu HP dan senter yang saya bawa serta diiringi suara serangga hutan (agak spooky sih dengernya, karena gw merasa serangga ini mengiringi kemanapun saya berjalan). Akhirnya jam 7 malam saya berhasil sampai Water Station 1 dan memutuskan lupakan race ini karena saya lebih ngeri ditinggal shuttle bis daripada gak finish. Di WS 1 saya minta dievakuasi biar gak ketinggalan bis. Saya dievakuasi dengan motor, tapi drama belum selesai karena bensin motor masnya habis... Akhirnya sampai di jalan aspal saya diungsikan dengan motor kedua ke Race central. Sampai di race central, bisnya masih menunggu beberapa peserta dan saya pun akhirnya bisa bernafas lega karena berhasil pulang dengan selamat bahkan sempat mandi dulu di pos terdekat. Misi gagal tapi saya cukup puas berhasil sampai di titik itu, tahun depan saya pasti kembali dan finish.


Lesson learned:
1. Lari itu tentang manajemen

Distance = project
Diri kita = resource.
COT = deadline

Kadang untuk menyelesaikan project ya harus disesuaikan dengan resource, bisa jadi projectnya selesai lalu resourcenya kolaps. Atau bisa jadi project gak selesai, resource masih aman, deadlinenya lewat.

2. Decision making
Kadang seperti bisnis ada waktunya harus berbelok dark tujuan awal. Mungkin cara atau resource yang kita punya gak cukup, jadi semuanya harus disesuaikan. Gak mencapai tujuan kadang gak terelakkan. Mungkin kegagalan ini bisa menggiring kita untuk membuat project lain dengan modal yang cukup karena kita berhasil mencegah kerugian yang lebih besar.

3. Enjoy the journey not only the result.
Nikmatin aja prosesnya. Gagal bukan berarti kiamat. Masih banyak race dan project lain yang bisa kita selesaikan dan bereskan.

Semoga next year bisa finish strong dan jauh lebih baik dari tahun ini.

Senin, 09 Oktober 2017

Terciduk (karena kaki meleduk)

Saya sudah 2x ikut mesastila peak challenge dan hasilnya 2x DNF. Tahun lalu saya ikut 11K berhasil finish tapi melewati 3 jam. Tahun ini ikut 42 k tapi terciduk di water station 3 (km 22) karena di bawah COT check point yang diperlukan.  Entah kenapa, saya tetap senang banget sama race ini dan dapat dipastikan tahun depan saya akan balik lagi. 



Pengambilan race pack


Sebelum start

Sebetulnya semua berjalan lancar sampai Km 15,8 (water station 2). Semuanya tampak tidak ada masalah karena berhasil diselesaikan dalam waktu 3 jam saja. Ternyata estimasi itu salah total karena masalah mulai dari sini...  Dalam jarak 3,8 km selanjutnya harus menaiki puncak gunung andong dengan ketinggian 1726 meter (naek sejauh750meter). Nah jarak 15km tadi ternyata waktu tempuhnya sama dengan yg digunakan untuk naek ke andong 😂, 3 jam bos! 

Menuju puncak (bukan lagu AFI)

Dalam Perjalanan menaiki puncak 3 jam ini semua makanan saya makan mulai dari gu gel,beng-beng tapi tetep saja kelaparan dan capek terus menyerang. Puncak permasalahan adalah atas lutut kena di bagian kanan, lalu yang lutut kiri ngikut juga. Setelah 2 kaki kena, saya pun mulai mengurangi kecepatan dan seperti komputer bepikir untuk "safe mode", yg penting selamat & jangan kena cedera lebih parah. Di perjalanan naik ini saya akhirnya berdua didampingi Afif dari campur sari runner. Lucunya reborn runners dan campur sari sama-sama latihan di soemantri di rabu malam tapi kita belum pernah ketemu.

                           Afif dari CSR

Sesampai di puncak, karena lapar saya langsung mencari apapun makanan yang bisa dimakan. Untuk ketiga kali dalam seumur hidup, akhirnya saya makan makanan favorit semua orang Indonesia pada umumnya : Indomie!  Yak, memang saya sangat benci indomie, tapi pilihan yg tersedia adalah : isi perut, atau gak akan bisa turun karena kehabisan tenaga. Karena yg tersisa cuma indomie, ya apa boleh buat lah batu pun dimakan jika bisa kasih tenaga. 


Cari PB (Poto Bagus)

Setelah makan indomie sambil ngemil biskuit coklat, saya ke warung sebelah beli Mendoan 5 biji, lalu mengambil gelang di tempat check point, foto-foto sebentar dan turun dari pegunungan andong menuju check point berikutnya untuk memastikan saya out dari race. Selesai check point waktu sudah menunjukkan pukul 11.10, yang "lucu" buat saya orang di check pointnya bilang : "5 kilometer saja mas (dan turun 400 meter lagi tepatnya mas), bisa ke checkpoint berikutnya, keburu lah jam 12 cuma turun saja kok." (Saya langsung mikir, nenekmu kiper timnas uganda. Emang you kira i kilian, lututnya doi mah gak sakit ngebut di turunan). Saya mengiyakan saja orang di check point dan berusaha turun sebaik dan secepat mungkin, tapi apa boleh buat memang sampai jam 12, posisi kami dari check point masih sangat jauh. Setelah jam 12, saya dan afif dari campur sari runner berjalan santai saja karena mencegah cedera-cedera tambahan di kaki kami. Sebagai UCRunner (Under COT Runner) kecewa juga gagal mencapai target tapi lucunya Di tengah jalan hujan deras pun muncul membuat kami berdua harus mengeluarkan jaket kami. Lucu karena saat ada perasaan kecewa, dengan segera dikasih hujan untuk menunjukkan : "Mending DNF deh, daripada 20 kilometer lari lagi dengan kondisi cuaca dan kaki yang gak bersahabat." Kami berdua pun melanjutkan perjalanan menuruni desa dan melewati beberapa tanjakan & turunan aspal dan sampai di checkpoint dengan selamat.

Ada banyak juga pasukan DNF, salah satunya merupakan "peternak suunto" yang legendaris. Cerita belum berakhir karena kita diangkut dengan "mobil spesial" menuju garis start karena transportasi yang disediakan panitia tidak cukup. Selama perjalanan, sweeper kami memperlihatkan beberapa rute yang seharusnya kami lewati dan gw cuma bisa bilang dalam hati: " wah gila, untung gak lanjut." So kami diangkut dan sampai ke garis start lagi. Selesai sudah perjalanan saya mencoba menaklukan mesastila 42K.

My insight dari kejadian terciduk ini adalah:
1. Latihan.
Selesai MBM (Bali Marathon) saya mulai tidak fokus, banyak kegiatan di akhir minggu sehingga lupa mengontrol fisik dengan interval, long run dan berlari uphill dan downhill. Hal ini sangat merusak kondisi fisik saya yang tadinya sudah ok saat MBM dan bahkan berhasil menaklukkan sentul trail full marathon beberapa bulan sebelumnya. Latihan & konsistensi adalah koenci Jendral!

2. Jangan pelit dalam investasi alat
Saya sempat memiliki pole trekking 2 buah (digunakan saat sentul trail FM), tetapi hilang 1. Saya malah berpikir sayang ah keluar duit 180 ribu. Ini ternyata sangat krusial, karena menurut afif pole trek bisa membuat kita mengirit tenaga sampai 25%. Tampaknya kunci saya berhasil finish di sentul adalah alat yang tepat. Hal ini juga penyebab saya DNF di mesastila peak challenge tahun lalu, karena tidak membeli alat yang tepat yaitu sepatu trail dan pole trekking.

3. Kalau bisa menginap di sekitar biar fisik gak kaget.
Adaptasi aklitimasi penting, supaya nafas tidak cepat habis. Sayangnya saya menginap di Magelang yang secara ketinggian kurang seimbang dengan mesastila. Tahun lalu saya menginap di mesastila, sehingga nafas saya lebih adaptif

4. Cukup tidur
Ini gak cuma pas race, tapi kalau bisa 2-3 minggu sebelumnya. Saya 3 minggu sebelumnya sempat dalam 2 hari tidur hanya 2jam dan 4 jam, setelah tidur seperti ini maka fisik saya drop total. Meski saya masih coba latihan lari, tapi fisiknya tidak bisa cepat kembali ke normal dan yang parah siklus jam tidur jadi rusak.

5. Makan berat lah saat sarapan sebelum race, jangan cuma roti.
Untuk lari di bawah HM cukup lah kalau 2 jam sebelum trail race makan roti, kalau mau lebih jauh (dan lebih tinggi) better jangan cuma makan yang kaya begini. Pada saat kilometer belasan, perut langsung mengamuk minta diisi dan energi saya langsung drop. Next time saya mau bawa onigiri kalau FM, supaya carbonya pol.



Sekian cerita dari weekend rockstar, see ya di event lari/ panggung musik dan kejadian seru lainnya.

Rabu, 04 Oktober 2017

Ideal result for unideal situation.

Done! Selesai juga drama kegilaan protocol afro sabtu kemarin dengan manis (tanpa manja grup), dimana protocol afro berhasil mengadakan gig pertama di "Negeri Jiran" tepatnya Cyberjaya. Bermula dari ajakan danny (konserku) berkolaborasi membuat konser tunggal protocol afro di Cyberjaya, gw pun mengiyakan ajakan tersebut tanpa ba bi bu. Drama awal dimulai karena tidak semua personil bisa ikut, tapi seperti biasa karena band ini patternnya modular maka posisi Panji (sebagai gitaris) di gig ini bisa digantikan oleh fotografer kami Nico. Lalu kegilaan berlanjut karena sebagian anak2 cukup stress dan protes dengan kegilaan gw langsung mengiyakan membuat konser tunggal di Malaysia. Mereka berpikir siapa juga yang mau datang dan pesimis, bagus kalau yang nonton bisa dapat 5 orang (Hahaha, terlalu pesimis ya). Jujur awalnya sedikit kesal dengar bagaimana pesimisnya anak2, tapi yah kadang dalam hidup dalam 1 tim harus ada yang membuat keputusan-keputusan gila untuk maju. Bukti nyata kemajuan adalah setelah mengambil gig ini akhirnya band bisa berkumpul untuk berlatih (setelah 1 tahun kurang jelas formasi latihannya).

So fast forward ke hari jelang keberangkatan, tiket kita yang sudah pagi (jam 6an) dengan seenaknya digeser oleh penerbangan ke subuh jam 5.30. Waktu jam penerbangan awal, anak2 sudah protes karena pasti bakalan kurang tidur eh ini malah lebih brengsek lagi jadwalnya. Gw sendiri hanya tidur 2 jam karena ada beberapa hal yang perlu dibereskan di hari jumat. Setelah Personil sudah hampir lengkap di airport, ada kejadian "rusuh" pertama: Kristian (drummer) yang harus menjadi korban drama uber. Ubernya tiba2 menghilang dan dia akhirnya sampai di airport jam 5.10 (Logikanya gak bakal bisa masuk karena ini penerbangan internasional).

Keajaiban terjadi karena kami semua serombongan diperbolehkan check in di counter meski Kris terlambat. Meski boleh check in kekhawatiran (Gw as the manajer) belum selesai karena gw harus menunggu Kris di depan gate imigrasi untuk mengoper bukti check innya. Terima kasih kepada autogate imigrasi sehingga Kris tidak perlu antri dan bisa masuk imigrasi dengan mulus. Drama belum selesai disini, Pedal drum Kristian tidak boleh masuk kabin padahal dia selalu membawa pedal drum setiap manggung ke kabin. So di antara harus memperjuangkan pedal tetapi orangnya yang malah tidak bisa berangkat atau let the pedal go, kita mengambil keputusan let it go lah pedalnya (Sambil joget-joget ala frozen, #kidding). Lalu kami berdua pun berlari check in dan menjadi penumpang terakhir yang masuk ke bus dan pesawat.


Sampai di KLCC.

di KL, rombongan pun bertemu Ferdi (keyboardist) yang sudah lebih dulu sampai di KL sehari sebelumnya. Anak2 lalu menaruh barang di Hotel dan makan. Makanannya pas siang menurut anak2 kurang enak 😴, gw cukup hoki karena memesan makanan yang netral.

Setelah selesai makan, kita pergi ke cyber jaya tepatnya elemental space untuk check sound. Sudah lama tidak manggung membuat gw as manajer lupa mengupgrade beberapa item di riders sehingga persiapan check sound berjalan molor untuk melengkapi kekurangan-kekurangan item yang dibutuhkan. Check sound berjalan baik di tengah venue yang akustiknya menurut gw sangat tidak ideal. Suara sound sangat memantul terutama suara drum yang terlalu "Menggelegar".

Keadaan venue pada saat check sound

Selesai check sound kami menuju ke suatu tempat untuk mengadakan sesi pemotretan (Ya perjalanan ini memang paket hemat, karena semua hal dilakukan baik Gig sampai pemotretan). Menurut beberapa teman, foto protocol afro sudah lama sekali tidak ada update. Based on hal itu kita menganggap perlu diadakan pembaruan foto. Sesi pemotretan berjalan lancar dan kami pun kembali ke venue untuk menunggu acara dan makan.


 Keadaan pada saat pemotretan


 Cita-citamu mau jadi apa nak? 
diekspresikan dengan plat mobil ini



Band pertama kick off yaitu Fab Jack, mereka membawakan lagu sendiri dan beberapa lagu cover dari foofighters. Musik mereka buat gw Mengingatkan akan semangat-semangat musik masa remaja. Musik mereka seru tetapi akustik ruangan menurut gw sangat buruk sehingga cukup mengganggu dan saat cymbal dipukul frekuensinya menghancurkan frekuensi alat musik yang lain.


Fap Jack in Action

Sekelar band pembuka, Kris tiba-tiba bilang ke gw bahwa dia mau ganti stick drumnya dengan stick drum yang akustik. Gw berpikir brilian juga nih ide kris untuk mengakali akustik ruangan dengan mengganti stick drum, gw pun langsung mengiyakan usulnya. Setelah selesai manggung gw baru tahu bahwa itu sebetulnya "kecelakaan" karena stick drum awal yang dia gunakan jatuh nyelip ke bawah panggung.

Kita pun mulai mengajak penonton bernyanyi dengan Light it up. Mengajak penonton berdansa dengan electrified, music (dance with me) dan streetside, bersantai dengan paris, serta menjadi prihatin dengan lagu Borneo yang bertemakan orang utan.

Kame kame Ha dari Ditto


Nico : Fotografer Protocol Afro yang nyambil jadi gitaris


Sebagian lagu eclipse, lagunya bisa distreaming dispotify , Apple music, Joox and clipnya disini

Mulai lagu ketujuh kami menunjukkan bahwa memang musik inconsistent pop yang diusung protocol afro bukan sekedar gymmick karena kita menggeber dengan setlist yang relatif lebih keras. Owl, dilanjutkan dengan lagu galau tapi indie rock: radio, single terbaru profro : eclipse, lagu pejuang kebebasan : freedom dan The youth sebagai penutup.




Lapar MAK!!



Vokalis kami kurang makan Paramex





Kris dengan pedal drum yang ternyata lebih enak dan Stick drum "Game changer"

Danny "Konserku" Sang promotor mendokumentasikan Protocol afro


Such a great honor bisa memainkan musik Protocol Afro di Malaysia, gw sangat berterima kasih terutama buat Danny dan Konserku yang membantu konser ini bisa terjadi, Juga teman-teman Magic Cyberjaya, Gak lupa Oscar "Sound Consultant" dadakan kita di venue yang terbang jauh-jauh dari Jakarta buat jalan-jalan malah jadi dapat banyak kenalan di Malaysia, dan semua yang datang di Intimate Concert ini, Gw juga spesial berterima kasih kepada 2 penonton yang membeli VIP Tiket I personally really appreciate that support, Hope you enjoy our gift and show.


1st time visit to Malaysia, hopefuly not the last.

Thank you guys, hope to see you again someday. 


Highlight Konser 2 minggu lalu

Lupa... Pesan moral dari perjalanan tour pendek ini:
1. Berangkat lah ke airport 3 jam sebelum take off, kita gak pernah tahu ada drama apa terkait perjalanan kita menuju airport.
2. Tidak pernah ada "hal kecil", Mengubah 1 stick drum benar-benar bisa menjadikan musik yang tadinya soundnya pecah menjadi sound yang sangat baik. Ketiadaan Riders juga bisa membuat waktu checksound menjadi kacau balau.
3. Saat keadaan mulai statis, lakukanlah extra effort agar menimbulkan ombak dan perubahan. Keputusan mengambil gig malaysia adalah kegilaan yang menurut gw diperlukan agar band ini kembali bisa berjalan.

Rabu, 30 Agustus 2017

MBM 2017 journey

Akhirnya selesai juga half marathon road pertama saya, suatu pengalaman yang sangat luar biasa di hidup. Ini mungkin pengalaman pertama lari 21Km non stop saya meski sebelumnya pernah jadi finisher di Sentul trail marathon FM. Di sentul sih saya di water stationnya sempet minum teh manis , makan nasi telor ceplok sambil tidur-tiduran karena capek. Bedanya disini lebih kompetitif ya auranya. Jadi inilah beberapa hal yang didapat dari perjalanan MBM dan liburan pendek di Bali ini.



1. Pain is temporary.
Pada saat memulai sesuatu rasa sakit itu hanya sementara, tetaplah fokus ke tujuan. Baik saat latihan dan race, kadang kecepatan/intensitas harus sedikit dikurangi karena keadaan. Kisaran km 3-5 perut saya sempat sakit parah di sisi kiri, akan tetapi saya masih paksakan jalan. Begitu juga di Km 18, saya sempat terkena keram di kaki tapi saya hajar terus. Rasa sakit itu akhirnya hilang.

2. Support your friend with some   interaction.
Saat berlari memang sih kita yang utama adalah mengontrol diri kita sendiri, tetapi berinteraksi lah dengan sesama manusia lain. Saat di kilometer awal perut saya sempat sakit sekali hingga akhirnya saya harus berjalan. Saya sempat berpikir mengenai catatan waktu yang tampaknya akan gagal tercapai, akan tetapi sesama teman komunitas (Arie Lazuardi) ada yang menepok punggung saya dan hanya bilang 1 simple word: "semangat may", hasilnya saya pun seperti mendapat "gelombang energi kedua". Apalagi saat di MBM ini banyak sekali penduduk lokal yang menyemangati dan anak2 yang ajak tos. Rasanya setiap saya tos dengan anak-anak ini pace langsung naik jadi 5an 😁.

3. When the storm is there, just calm and stop thinking about it. Be positive.
Saat 2x terkena sakit, sesuai arahan coach @anggiasilalahi yang selalu bilang harus tetap tenang dan jangan terlalu dipikirkan sakitnya. Saat sakit datang beberapa bagian otak sudah bermain dengan pikiran buruk mengenai gagal finish, tetap santai dan positif, alihkan rasa sakit ke sekitar kita, di saya akhirnya sakit itu akan hilang.

4. The damage you made may affect people around you, so just do good and be good example.
Oke ini mungkin kurang related dengan marathonnya tetapi lebih ke apa yang terjadi di luar itu,  Saat saya menyewa mobil ternyata mobilnya sangat bau rokok dan mengerikan baunya.. Membuat saya sebagai penyewa mobil agak kesal karena setiap naik mobil baju dan tangan saya jadi bau rokok (kena ekses negatif).. Hal ini buat saya berpikir Begitu juga di kehidupan ya... Entah di pekerjaan, olah raga atau apapun.. Saat melakukan sesuatu yang buruk pasti membuat orang yang akhirnya akan berinteraksi dengan kita terbawa efek negatifnya. Back to running ,bayangkan juga saat kita keram/cidera lalu jatuh, pasti mau tak mau akan membawa vibe negatif juga di sekitar kita dimana karena kita cedera orang jadi bisa berpikir : "nah ada yang cedera, wajar lah kita gak kuat."


5. Preparation is the key.
33x latihan, kesannya mungkin banyak sekali akan tetapi itu adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil. Dari 33x latihan saya ada beberapa kali bolong karena harus ikut race, tetapi race itu memang bagian dari persiapan versi saya. Race yang saya pilih selalu race yang tanjakannya amit2 semua, dengan tujuan memperkuat mental. Kombinasi 2 hal ini akhirnya membuat kepercayaan diri cukup tinggi pas di tanjakan (saya paling banyak nyusul orang di bagian tanjakan). Akan tetapi harus diakui karena kurang mempersiapakan fisik sisi yang core, makanya saya sempat terkena keram di kaki dan sakit di sisi perut juga. So preparation memang harus sesempurna mungkin supaya hasilnya jauh lebih bagus.

In the end thank you to semua teman komunitas @reborn.runners yang menjadi salah satu benteng dari rasa malas dan memotivasi, coach @anggiasilalahi yang mensupport dan mendorong untuk selalu kasih "lebih",  @team_polar_indonesia @primafitindonesia @crossfitsenayan Ko Dandy, Ko Kwendy dengan supportnya dengan jam polarnya yang sangat keren dan coach rory, coach adit dengan program crossfit yang memberikan variasi latihan yang berbeda. Last but not least thanks to Him yang memberikan kesempatan menjadi finisher di salah satu lomba marathon terseru 😊

Kamis, 23 Februari 2017

Sometimes Sampling can kill you

Lisensi, Hak Cipta , Sampling dan The Verve.




Di balik kerennya lagu bitersweet symphony milik The Verve, ternyata sempat ada masalah besar di lagu tersebut. The Verve pada saat pembuatan lagu, menggunakan sampling orkestra yang didapat dari Orchestra Cover Version lagu Rolling stone – ”Last Time” milik Andrew Loog Oldham. Penggunaan sampling tersebut sudah legal dan mendapat persetujuan dari pencipta lagu yang disampling (Andrew Loog Oldham), record label yang menaungi orchestra version tersebut. Berdasarkan lisensi sampling tersebut, Richard Ashcroft mengembangkannya menjadi lagu Bitersweet Symphony dan juga membuat beberapa hal yang orisinal seperti:  intro string yang legendaris dan lirik.
Setelah lagu Bitersweet symphony meledak, maka tiba-tiba datang tuntutan dari Alen Klein salah satu mantan manajer The Rolling Stones yang memiliki Hak cipta dari lagu-lagu karya Rolling stone di era 1970an. Alen Klein mengajukan tuntutan hukum mengenai kepemilikan lagu Bitersweet symphony.  Alhasil Richard Ashcroft dkk pun merelakan kepemilikan lagu tersebut dan memberikan royaltinya 100% kepada Allen Klein karena biaya pengadilan terlalu mahal.
Saya pribadi menyayangkan karena masih ada berbagai hal orisinal yang dibuat sendiri oleh Richard Ashcroft di lagu Bitersweet Symphony seperti string section di bagian intro yang orisinal dan tentunya lirik yang dibuat sendiri olehnya. Mungkin ini bisa jadi pelajaran buat musisi lokal untuk ”berani gila” kalau lagunya diplagiat ya disini ataupun sebaliknya merasa bahwa lagunya tidak sepenuhnya terinspirasi dari lagu tersebut. Harus dipikirkan solusi yang menguntungkan kedua pihak, bukan royaltinya full untuk 1 pihak saja seperti case ini.

Pelajaran moral:
1.       Jadi songwriter harus cerdik, kalau mengambil unsur coba dipikirkan kemiripannya.
2.       Kalau kalian band manajer/pemodal yang  memiliki hak cipta lagu-lagu band yang berada di bawah manajemen kalian, bisa loh melakukan hal yang sama seperti Allen Klein.
3.       Apabila sampai ”perang” mari pikirkan win-win solutionnya, jangan langsung menyerah kaya anak-anak The Verve.
4.       Kalau berniat membuat lagu berdasarkan cover lagu orang, jangan salah  bayar royalti. Belajar dari The Verve yang membayarkan royalti ke Andrew Loog Oldham (pencipta aransemen lagu cover The Rolling Stones -  Last time). Dimana lagu cover ini awalnya menggunakan lisensi dari lagu aslinya, kalau memang seperti ini untuk menutup celah ”potensi keributan” coba dicari tahu juga siapa pemilik hak cipta lagu awal.
5.       Daftarkan Hak Cipta lagunya, untuk berjaga-jaga kalau ada potensi masalah maka pencipta lagu punya 1 dasar yang lebih kuat untuk bertahan.
                                                    
Semoga membantu

-Weekendrockstar-

Rabu, 10 Agustus 2016

Overcome your past (I got this from Mt Batur)


25 tahun lalu, saya jalan-jalan bersama keluarga ke daerah puncak. Bapak saya pada saat itu iseng mengajak saya "cross country" menyusuri jalan setapak di daerah puncak. Karena pada waktu itu saya tak mengerti saya mengiyakan saja ajakan tersebut dan mengikuti kemana ayah saya jalan. Ujung-ujungnya menurut saya kegiatan ini memakan waktu yang sangat lama, maka sepanjang jalan saya bertanya kepada bapak saya beberapa statement/pertanyaan:
1.lama bener pa?
2. Masih jauh gak?
3. Ada taxi atau mikrolet gak disini?
4. Ojek ada pa?

Kalau diingat-ingat, sepertinya kalau gw yang jadi bapaknya jangan-jangan sudah gw plester mulutnya :p. Kesimpulan akhir perkenalan pertama saya dengan kegiatan alam tidak menyenangkan, apalagi pada saat itu saya adalah bocah gamer yang bisa maen game selama 14 jam dalam sehari. Setelah ini saya tidak pernah melakukan kegiatan sejenis ini.

>25 tahun kemudian akhirnya setelah menolak berbagai ajakan naik gunung dan kegiatan alam dari lingkungan terdekat, saya memberanikan diri keluar dari "comfort zone" dengan mencoba hal baru. Setelah mengikuti pernikahan friska & michael di Pulau Dewata, pacar saya ingin trail ke gunung batur. Tadinya dia malas mengajak saya karena dia tahu saya sudah menolak ajakan kegiatan alam darinya berkali-kali (tapi selalu ada yang pertama kan dalam apapun).

Gunung batur adalah gunung yang terletak di (You really think i´ll post something like this? Just google it ok). Pada hari-H Kami menggunakan jasa perjalanan travel Yang berada di daerah Ubud. Perjalanan ini dimulai sekitar jam 2 pagi, kami dijemput di tempat kami menginap rumah salah satu kolega di daerah tegal alang. Selain menjemput kami,  mobil tersebut juga menjemput turis- turis lainnya di berbagai penginapan. Total dari rombongan ini ada 6 orang, 1 orang jepang WN Australia, 2 orang perancis dan 1 orang Austria. Dari 4 orang ini ada 1 orang yang sudah ke kilimanjaro (target gw 5 tahun ke depan) dan gunung Jungfrau Di austria. Pada jam 3 kami terlebih dulu dibawa ke suatu check point sebelum menaiki gunung. Di tempat ini kami diberikan makanan dahulu, barulah kami dibawa ke post pertama untuk menaiki gunung batur. Pada pos pertama gunung batur, kami disambut oleh 3 orang guide dimana 3 guide ini dibagi dalam 3 kelompok: kelompok cepat, kelompok sedang dan kelompok yang lambat. Gw dan meiske memutuskan kita masuk ke geng alon-alon kelakon saja. Guide kami adalah bli Jero yang sebetulnya pacenya cepat tapi sangat sabar menemani 2 kura-kura ini.

Awalnya kami berjalan dulu melewati jalanan yang menanjak. Bagian ini menurut saya relatif mudah, lalu menaiki daerah yang berbatu. Daerah ini harus lebih berhati-hati karena apabila salah menaruh kaki, maka kaki akan terluka (kaki saya luka karena sedikit terpleset). Setelah itu daerah lembah yang berpasir. Daerah ini harus pintar mengambil pijakan, agar tidak terpeleset. Setelah melewati berbagai tanjakan setelah 3 jam kami pun bisa sampai ke puncak gunung batur. Buat saya yang malas bermain di alam ini adalah achievement yang membanggakan :)
Selama melewati proses menaiki gunung Batur ini ada beberapa hal yang membuat saya berpikir bahwa ada beberapa hal yang bisa diambil hikmahnya
1. Mind your own business/ stop berkomentar mengenai cara orang lain melakukan sesuatu. 
Kaki saya terluka saat saya mengomentari cara pacar saya memanjat gunung dan melewati halangan. Pada saat mengomentari, saya jadi tidak fokus dan kurang berhati-hati.
2. Help each other
Ada beberapa tempat yang memiliki tanjakan cukup tinggi dan kita bisa memudahkan teman perjalanan kita dengan memberikan tangan kita sebagai salah satu pegangan dalam melewati halangan tersebut. Selama bisa membantu dan tidak membahayakan diri, maka lakukan saja.
3. Its fun to go to the top but prepare yourself when you go down.
Randomly gw berpikir bahwa saat kita melewati karier dan kehidupan yang baik, bukan berarti kita harus habis-habisan dan tidak menyisakan tenaga pada saat mengejarnya. Kita harus menyiapkan tenaga dan beradaptasi juga saat kita turun. Dihubungkan dengan hidup, kita semua harus memikirkan dana pensiun pada saat tenaga kita tidak lagi digunakan untuk memanjat puncak karier kita. Jadi bersiaplah, menabung dan mencoba berinvestasi dengan baik.
4. Melangkahlah 1 demi 1, gak usah melihat hal yang terlalu di awang-awang. 
Dihubungkan dengan pengalaman masa kecil, gw tidak lagi melihat tujuan dari perjalanan ini sebagai yang utama. Gw menikmati prosesnya, melangkah 1 demi 1. Pada saat mencapai tujuan gw jadi bisa menikmatinya..
5. You are vulnerable,  careful where you step
Menikmati perjalanan bukan berarti kita adalah orang- orang yang buletproof. Hati-hati dalam melangkah karena salah bergerak bisa menyebabkan kita menginjak titik yang salah dan membuat kita jatuh/ melukai diri sendiri.
6. You are Never to late to do what you want. 
Pada saat kami menuruni gunung ada rombongan granny berumur 50-70an yang juga mencoba menaiki gunung ini. Memang mereka lebih lambat dibanding orang lain, tapi saya rasa hal ini sangat luar biasa karena dilakukan oleh seorang berumur yang punya tekad luar biasa.

So guys sekian jurnal perjalanan saya ke gunung Batur. See you di jurnal-jurnal saya lainnya :)

Kamis, 12 Mei 2016

emNTWRK HELP 02: MALIQMUSIC FOR DUMMIES.13 September 2015

Maliq music for dummies:


Berawal dari twitter bung Eddie Mohammad, gw melihat flyer salah satu acara yang menurut gw menarik yaitu: Maliq music for Dummies. So untuk datang ke acara ini gw pun janjian dengan beberapa kawan. Diantaranya Gabriel Mayo dan juga Nova Ruth yang baru diperkenalkan oleh Mayo. Setelah janjian  di daerah pom bensin Radio dalam, kami pun cabcus menuju Markas Maliq di bilangan Bintaro.

Sesampainya disana kami melakukan registrasi ulang dan bertemu dengan beberapa kawan baru. Acara pun dimulai dengan Bung Eddie yang melontarkan ide-ide reflektif tentang kenapa kita berada disini. Setelah itu Eddie langsung memanggil anak-anak maliq untuk sesi Q&A.

Who are you
What are you and what are you up to?
A. Starting music artist with a strong visit and miss job. 
B. just starting music artist
C. Failing music artist
D. Shut up asking the question fuck the industry.

When is your next release or show?

How are you?
A.I am fine, I know i'll be successfull in music.
B.things are dificult but im optimistic.
C. I dont care

Where do you want to do with what youre doing?
A. I want to go big, i want to live only with music
B. i am doing music as a hobby, nothing serious.



Bagaimana cara memaksimalisasi peran member band jadi gak hanya beberapa orang yang "kerja" di band. Ceritakan backgrund awal kalian memilih musik

Ilman: sma saya DO dan memilih belajar teknikal dan non teknikal sejak 2 sma
Jawa: Gak memberikan diri pilihan lain selain musik.

Widi : memutuskan memilih musik, tegang sih pada awal mutusin fokus di musik. Dulu gak ada pilihan selain harus membuktikan. Sekarang di maliq ya harus working, karena punya plan 5-10 thn ke dpn. Situasinya saat ini. membuat passion makin besar, memikirkan segala macam aspek supaya gak ada peluang gagal.

Angga: yang buat bertahan passion. Ada deal dengan ortu saya di 2003. Dealnya lihat di album pertama maliq, recognition dan materi cukup.jadi gw gak usah sekolah lagi. Kombinasi passion dan deal dengan keluarga.

Indah: gw dulu atlet, dan gak pernah kepikiran kerja di kantor. Gw dulu berenang ya berenang terus, terus ada yg ajak band, jadi gw les nyanyi. Lalu gw buat pilihan secara gak langsung maen band. Gw berhasil menemukan teman2 yang seleranya sama. Kebetulan bisa dapat temen2 yg mendukung kesenangan lo.
Yang gw mau ditemukan di band, gak mau kerja kantoran. Gw berusaha survive di kerjaan ini. Karna jamnya bisa diatur. 
Gw jg bekerja di saat orang bersenang2, jadi gmana caranya bisa buat lancar.

Ilman: saya keluar sejak 2 sma dari sekolah lalu belajar musik secaa khusus, karena ini hal yang hanya gw sukain. Setelah itu masuk IMD dengan tujuan yang baru, meningkatkan kualitas.

Jawa: konsekuensi pilihan. gw gak tahu apa itu passion. Gw yang penting bisa hidup dengan musik, bahkan jadi penjaga studio pun gakpapa pada masa sma. Awalnya gw ngamen. Ngecrewin bondan di funkop. Lalu ketemu widi, diajakin maen. Saat dikasih tawaran, ya gw dapet fee. Lalu karena dapat hak, ya kasih aja kewajibannya.

Apa yang dilakukan setelah keputusan menentukan seberapa tinggi minat kalian.

Widi: ini jawa anak disko, gw suka bentuknya dulu. Dia gayanya cut bray. Gw yakin modelnya kaya anak disco funky.Cita2 jawa saat gw tanyain, gw mau kasih susu anak gw pake bass ini. Ini kata2 yang sakral menurut gw. Dulu dapat player jago2 banget tp ya gak mau diatur. Kenapa gw yakin basis meski awalnya gw gak jago? Karena gw gak ada basic drum juga, jadi biar sama2 maju. 

Gw dulu cabut dari teknik sipil UI dulu. Gw akhirnya kuliah lagi di kampus biasa dan IMD. Dari 2005, si jawa suka nanya ke gw kenapa lo tiap hari di studio tiap malam? Itu bagaimana gw mendedikasikan apa yang gw suka. Gw utak-atik alat aampe skrg.

Kapan music bisa gw anggap working. Setelah album 1. 

Angga: Music maliq pada masa itu bukan music yang didengarkan orang pada dulunya. Musicnya neo soul: erykah badu, india arie. Mulai dari 99-2000. Titik terang tahun 2000 namanya indra anak usa. Crowd itu mulai ada karena anak2 amerika ini. Komunitas ini paling hanya 100 orang. 

Formasi awal dari keyboard doang sama vokal, lalu gw sama widi bentuk band. Akhirnya word of mouth dari komunitas ini bisa bentuk kekuatan anak2 abg untuk datang ke four season bahwa maliq itu Hip. Kita ketemu eq (Humania) lalu jadilah album. OM Eqi Sudah diapproach dari tahun 1999, kita akhirnya baru datang tahun 2001-2002 ke dia.

2002-2004 kta proses cari personil-personil band.

Kenapa Eki Humania? 

Karena di keluarga cuma Eki yang dari tahun 1994 sudah punya album yang major dengan humania.

Kenapa produser? 
Orang ketiga yg jadi kuping dan punya pendapat yang berbeda.

Sebetulnya apa yang dibutuhkan anak band supaya bs sukses?
Ilman:  manggung
Jawa: kerja keras
Lale : hasil yg nyata
Widi : open mind
Angga: skill
Indah: survival kit

Cara survive di industi musik?
Angga: Orang jaman sekarang lebih ke additional value bukan real valuenya. Cari tempat dimana lo bisa bernyanyi dan paling tidak 1 orang aja yang nepokin elo. Pernah gak orang yang bagus tapi lo gak pengen tepok tangan = masalah selera. Kita juga ada proses mencari koreografi supaya message lagu kita bisa sampe ke orang. 

Secupu apapun tempat kita manggung, kita harus kasih perfomance terbaik. Kita harus bisa attract penonton meski penonton gak sesuai market. Kita harus punya formula how to attract massa. 
Coba minta Evaluasi dari band dan eo atau pemilik venue.


Widi: bisa kok hidup dari musik. Gw pribadi selama ngeband ngomongin hal itu terus. 

Tahun ke 2 kita whole pack setelah tadinya 4 season kosong. Kita create konsep.
Sekarang gak ngaruh lagi branding2an. Tulus bukan pretty boy, sheila on 7 juga bisa dipelajari. 2008-2009 mereka sempat hilang karena gak laku. Kenapa mereka laku lagi? Masyarakat bosen, mulai cari musik2 berkualitas. Pendengar indonesia seleranya meningkat, orang Indonesia mulai bisa google.

Barasuara and ladies night adalah band saat ini keren banget tanpa album.Ladies night melatih performance. Apa yg lo mau keluarkan sesuai dengan music lo dan pasar lo.

Being open minded di music itu seperti apa? Hal yang sensi, orang yang suka music dan mau jadi musisi harusnya jadi anak band. Ilmu komunikasi & marketing semakin berperan. Banyak peluang di industri musik yang perlu musikalitas. Kalo ngomongin materi, engineer gw lebih kaya dari maliqnya. 

Jangan pake kacamata kuda, nanti gampang kecewanya. Kalo bikin album kan pake uang investor hati-hati. Kalau rugi kadang jadi berhenti maen musik.

Angga: Banyak band bubar setelah mereka keluar album. Buat orang umum paling keren musisinya, buat musisi yang paling keren pencipta lagunya. Evaluasi diri lo bisanya dimana? Sebagai produser atau player?

Banyak band bagus yang jarang keblow out. Untuk mendapatkan materi kadang mereka harus blow. Tips supaya band bisa naek tapi gak turun lagi.

Widi: maliq masih mikirin tiap hari itu. Yang bikin maliq bertahan saat kita fokus langsung ke music kita. Maliq kalo gak laku manggung maka kita evaluasi. Memperbaiki kualitas. Seminggu 3x disini ada les vokal. Musicnya sudah clear, yg penting gmana cara lakunya ke orang. 

Apa itu memperbaiki kualitas?
Widi: bagaimana cara kita memperbaiki diri lebih bagus dari kahitna, sheila on 7, trio lestari.

Jawa: buat performance, kalo lo jadiin motivasi ke diri secara positif. Gw pribadi bikin performance cool. Gw selalu bilang gw punya energi positif lebih besar dari apapun termasuk ampli mati, monitor mati.

Peran penting label and manajemen:
Angga: gak penting2 amat kalo lo sendiri gak ada "modal"nya. Kalo lo punya visi baru penting label. Raissa udah pernah jadi backing vocal ran, nyanyi dimana2. Youtube baru penting buat promosi nantinya.

Widi: semua bagian industri gak penting kalo bandnya belum solid.
fungsi label, ngobrol2 cara promosi. Networking dan sdm mereka mendukung. Masuk label itu ok untuk bisa belajar dari marketing dll. Bisa jadi belajar hal lain, letemu produser2, org digital.

Indah: kita saat ini dibantu management. Kalo bandnya simple ya timnya 1 aja.  Fungsi dia yang bener2 ngenalin kita ke temen2nya kaya si Indra ini. Indra know the product, dia juga punya network. Dulu maliq gak umum, tapi dia punya temen2 yg gak umum. Keberuntungannya Indra, kita sedia kapanpun kita diajak maen. Hubungan indra dan maliq mutualisme.
Dari 1 manajer, tambah crew, kita perlu sound engineer yg tahu maksud musiknya maliq. Semuanya berkembang. Kita sesuain kebutuhan. Kerjain yang paling perlu saat itu dan fokus. Misal yg penting performance bagus. Jadi perlu latihan. Sound engineer jg perlu. Ngebandnya juga gak boleh cuma segitu aja, kita selalu berusaha evaluasi diri dan menerima dievaluasi orang.

Hal terberat yang dilalui Personil-personil Maliq

Ilman: Dulu belajar cakewalk dll di rmh. Ada temen yang masuk nagaswara ngajakin maen. Gw udah 2 tahun bantu mereka tanpa hasil sama sekali. Tapi gw gak mau berhenti, karena gak tahu di titik mana akan sukses atau berhasilnya. Jangan berhenti. Bokap gw gak pernah kasih duit untuk apapun.

Jawa: Dulu maliq maen di manna lounge, gw gak punya bass minjem tapi modelnya kaya kampak. Akhirnya widi memaksa gw beli bas fender patungan.

Lale: Ada momen dimana lo lupa basic dasar seperti lo harus latihan. Gw disuruh milih terus di maliq atau gak. 

Widi: Di awal maliq, waktu cabut dari sekolah. Gw harus membuktikan ke ortu. Sekarang adalah masa terberat juga, tanggung jawab maliq makin besar. Pilihannya mau pensiun atau selamanya. Harus memaintain kualitasnya dan malah makin nongkrong. Kita makin rajin ngumpul dan latihan untuk mikirin bisnis. 
Dua album maliq terakhir kita bikin bukan buat pasar, tapi untuk kepentingan intern band supaya mau tetap ngeband. Kalau lagunya aman-aman terus bisa jadi kita gak kreatif
Angga: masalah terberat penggantian manajer pertama. Dulu gw berperan sbagai konseptor dan bisnismannya. Perantara manajerial sama anak2. Dulu maliq kaya jadi gula diantara para semut. Umur gw dulu masih 25, bingung harus percaya sama siapa karena banyak unsur politis masuk. Gmana cara lihatnya bingung. Ini adalah pengalaman yg bagus, akhirnya bisa ketemu sama temen2 manajemen. 
Di sisi profesional bagi gw semuanya bagus dan semua punya passion. Passion and skill udah bukan advantage. Sebetulnya sedikit aja, koreo maliq harus buat lebih bagus dar koreo sheila. Non teknis yg berat.

Indah: banyak hal yang jadi tantangan buat stay di maliq seperti nyanyi tapi gw lagi hamil. Saat bermasalah pita suara gw jadi gw harus break.

Kesimpulan:
1. Standing point, lo dimana?
Angga: niat itu standing point.

2. Making hits. Bukan buat hits tapi tindakan2 yg berkelanjutan. Kalau Gw ingin ini, harus lakukan ini
3. Evaluasi
4. Konsistensi.

Standing point, niatnya. Do something yang mengarah kesana. 
Making hits: lakuinlah ngebandnya, malah saat udah bebas malah enggak dilakukan. 
Evaluasi: nanya lah ke orang2 lain. Harus objektif dari musuh, temen. 


Thank you bung Eddie buat undangannya dan acaranya. Sesi ini membuka pemikiran dan semoga bisa berguna untuk apapun yang akan gw buat di masa mendatang. Cheers.