Senin, 09 Oktober 2017

Terciduk (karena kaki meleduk)

Saya sudah 2x ikut mesastila peak challenge dan hasilnya 2x DNF. Tahun lalu saya ikut 11K berhasil finish tapi melewati 3 jam. Tahun ini ikut 42 k tapi terciduk di water station 3 (km 22) karena di bawah COT check point yang diperlukan.  Entah kenapa, saya tetap senang banget sama race ini dan dapat dipastikan tahun depan saya akan balik lagi. 



Pengambilan race pack


Sebelum start

Sebetulnya semua berjalan lancar sampai Km 15,8 (water station 2). Semuanya tampak tidak ada masalah karena berhasil diselesaikan dalam waktu 3 jam saja. Ternyata estimasi itu salah total karena masalah mulai dari sini...  Dalam jarak 3,8 km selanjutnya harus menaiki puncak gunung andong dengan ketinggian 1726 meter (naek sejauh750meter). Nah jarak 15km tadi ternyata waktu tempuhnya sama dengan yg digunakan untuk naek ke andong 😂, 3 jam bos! 

Menuju puncak (bukan lagu AFI)

Dalam Perjalanan menaiki puncak 3 jam ini semua makanan saya makan mulai dari gu gel,beng-beng tapi tetep saja kelaparan dan capek terus menyerang. Puncak permasalahan adalah atas lutut kena di bagian kanan, lalu yang lutut kiri ngikut juga. Setelah 2 kaki kena, saya pun mulai mengurangi kecepatan dan seperti komputer bepikir untuk "safe mode", yg penting selamat & jangan kena cedera lebih parah. Di perjalanan naik ini saya akhirnya berdua didampingi Afif dari campur sari runner. Lucunya reborn runners dan campur sari sama-sama latihan di soemantri di rabu malam tapi kita belum pernah ketemu.

                           Afif dari CSR

Sesampai di puncak, karena lapar saya langsung mencari apapun makanan yang bisa dimakan. Untuk ketiga kali dalam seumur hidup, akhirnya saya makan makanan favorit semua orang Indonesia pada umumnya : Indomie!  Yak, memang saya sangat benci indomie, tapi pilihan yg tersedia adalah : isi perut, atau gak akan bisa turun karena kehabisan tenaga. Karena yg tersisa cuma indomie, ya apa boleh buat lah batu pun dimakan jika bisa kasih tenaga. 


Cari PB (Poto Bagus)

Setelah makan indomie sambil ngemil biskuit coklat, saya ke warung sebelah beli Mendoan 5 biji, lalu mengambil gelang di tempat check point, foto-foto sebentar dan turun dari pegunungan andong menuju check point berikutnya untuk memastikan saya out dari race. Selesai check point waktu sudah menunjukkan pukul 11.10, yang "lucu" buat saya orang di check pointnya bilang : "5 kilometer saja mas (dan turun 400 meter lagi tepatnya mas), bisa ke checkpoint berikutnya, keburu lah jam 12 cuma turun saja kok." (Saya langsung mikir, nenekmu kiper timnas uganda. Emang you kira i kilian, lututnya doi mah gak sakit ngebut di turunan). Saya mengiyakan saja orang di check point dan berusaha turun sebaik dan secepat mungkin, tapi apa boleh buat memang sampai jam 12, posisi kami dari check point masih sangat jauh. Setelah jam 12, saya dan afif dari campur sari runner berjalan santai saja karena mencegah cedera-cedera tambahan di kaki kami. Sebagai UCRunner (Under COT Runner) kecewa juga gagal mencapai target tapi lucunya Di tengah jalan hujan deras pun muncul membuat kami berdua harus mengeluarkan jaket kami. Lucu karena saat ada perasaan kecewa, dengan segera dikasih hujan untuk menunjukkan : "Mending DNF deh, daripada 20 kilometer lari lagi dengan kondisi cuaca dan kaki yang gak bersahabat." Kami berdua pun melanjutkan perjalanan menuruni desa dan melewati beberapa tanjakan & turunan aspal dan sampai di checkpoint dengan selamat.

Ada banyak juga pasukan DNF, salah satunya merupakan "peternak suunto" yang legendaris. Cerita belum berakhir karena kita diangkut dengan "mobil spesial" menuju garis start karena transportasi yang disediakan panitia tidak cukup. Selama perjalanan, sweeper kami memperlihatkan beberapa rute yang seharusnya kami lewati dan gw cuma bisa bilang dalam hati: " wah gila, untung gak lanjut." So kami diangkut dan sampai ke garis start lagi. Selesai sudah perjalanan saya mencoba menaklukan mesastila 42K.

My insight dari kejadian terciduk ini adalah:
1. Latihan.
Selesai MBM (Bali Marathon) saya mulai tidak fokus, banyak kegiatan di akhir minggu sehingga lupa mengontrol fisik dengan interval, long run dan berlari uphill dan downhill. Hal ini sangat merusak kondisi fisik saya yang tadinya sudah ok saat MBM dan bahkan berhasil menaklukkan sentul trail full marathon beberapa bulan sebelumnya. Latihan & konsistensi adalah koenci Jendral!

2. Jangan pelit dalam investasi alat
Saya sempat memiliki pole trekking 2 buah (digunakan saat sentul trail FM), tetapi hilang 1. Saya malah berpikir sayang ah keluar duit 180 ribu. Ini ternyata sangat krusial, karena menurut afif pole trek bisa membuat kita mengirit tenaga sampai 25%. Tampaknya kunci saya berhasil finish di sentul adalah alat yang tepat. Hal ini juga penyebab saya DNF di mesastila peak challenge tahun lalu, karena tidak membeli alat yang tepat yaitu sepatu trail dan pole trekking.

3. Kalau bisa menginap di sekitar biar fisik gak kaget.
Adaptasi aklitimasi penting, supaya nafas tidak cepat habis. Sayangnya saya menginap di Magelang yang secara ketinggian kurang seimbang dengan mesastila. Tahun lalu saya menginap di mesastila, sehingga nafas saya lebih adaptif

4. Cukup tidur
Ini gak cuma pas race, tapi kalau bisa 2-3 minggu sebelumnya. Saya 3 minggu sebelumnya sempat dalam 2 hari tidur hanya 2jam dan 4 jam, setelah tidur seperti ini maka fisik saya drop total. Meski saya masih coba latihan lari, tapi fisiknya tidak bisa cepat kembali ke normal dan yang parah siklus jam tidur jadi rusak.

5. Makan berat lah saat sarapan sebelum race, jangan cuma roti.
Untuk lari di bawah HM cukup lah kalau 2 jam sebelum trail race makan roti, kalau mau lebih jauh (dan lebih tinggi) better jangan cuma makan yang kaya begini. Pada saat kilometer belasan, perut langsung mengamuk minta diisi dan energi saya langsung drop. Next time saya mau bawa onigiri kalau FM, supaya carbonya pol.



Sekian cerita dari weekend rockstar, see ya di event lari/ panggung musik dan kejadian seru lainnya.

Rabu, 04 Oktober 2017

Ideal result for unideal situation.

Done! Selesai juga drama kegilaan protocol afro sabtu kemarin dengan manis (tanpa manja grup), dimana protocol afro berhasil mengadakan gig pertama di "Negeri Jiran" tepatnya Cyberjaya. Bermula dari ajakan danny (konserku) berkolaborasi membuat konser tunggal protocol afro di Cyberjaya, gw pun mengiyakan ajakan tersebut tanpa ba bi bu. Drama awal dimulai karena tidak semua personil bisa ikut, tapi seperti biasa karena band ini patternnya modular maka posisi Panji (sebagai gitaris) di gig ini bisa digantikan oleh fotografer kami Nico. Lalu kegilaan berlanjut karena sebagian anak2 cukup stress dan protes dengan kegilaan gw langsung mengiyakan membuat konser tunggal di Malaysia. Mereka berpikir siapa juga yang mau datang dan pesimis, bagus kalau yang nonton bisa dapat 5 orang (Hahaha, terlalu pesimis ya). Jujur awalnya sedikit kesal dengar bagaimana pesimisnya anak2, tapi yah kadang dalam hidup dalam 1 tim harus ada yang membuat keputusan-keputusan gila untuk maju. Bukti nyata kemajuan adalah setelah mengambil gig ini akhirnya band bisa berkumpul untuk berlatih (setelah 1 tahun kurang jelas formasi latihannya).

So fast forward ke hari jelang keberangkatan, tiket kita yang sudah pagi (jam 6an) dengan seenaknya digeser oleh penerbangan ke subuh jam 5.30. Waktu jam penerbangan awal, anak2 sudah protes karena pasti bakalan kurang tidur eh ini malah lebih brengsek lagi jadwalnya. Gw sendiri hanya tidur 2 jam karena ada beberapa hal yang perlu dibereskan di hari jumat. Setelah Personil sudah hampir lengkap di airport, ada kejadian "rusuh" pertama: Kristian (drummer) yang harus menjadi korban drama uber. Ubernya tiba2 menghilang dan dia akhirnya sampai di airport jam 5.10 (Logikanya gak bakal bisa masuk karena ini penerbangan internasional).

Keajaiban terjadi karena kami semua serombongan diperbolehkan check in di counter meski Kris terlambat. Meski boleh check in kekhawatiran (Gw as the manajer) belum selesai karena gw harus menunggu Kris di depan gate imigrasi untuk mengoper bukti check innya. Terima kasih kepada autogate imigrasi sehingga Kris tidak perlu antri dan bisa masuk imigrasi dengan mulus. Drama belum selesai disini, Pedal drum Kristian tidak boleh masuk kabin padahal dia selalu membawa pedal drum setiap manggung ke kabin. So di antara harus memperjuangkan pedal tetapi orangnya yang malah tidak bisa berangkat atau let the pedal go, kita mengambil keputusan let it go lah pedalnya (Sambil joget-joget ala frozen, #kidding). Lalu kami berdua pun berlari check in dan menjadi penumpang terakhir yang masuk ke bus dan pesawat.


Sampai di KLCC.

di KL, rombongan pun bertemu Ferdi (keyboardist) yang sudah lebih dulu sampai di KL sehari sebelumnya. Anak2 lalu menaruh barang di Hotel dan makan. Makanannya pas siang menurut anak2 kurang enak ðŸ˜´, gw cukup hoki karena memesan makanan yang netral.

Setelah selesai makan, kita pergi ke cyber jaya tepatnya elemental space untuk check sound. Sudah lama tidak manggung membuat gw as manajer lupa mengupgrade beberapa item di riders sehingga persiapan check sound berjalan molor untuk melengkapi kekurangan-kekurangan item yang dibutuhkan. Check sound berjalan baik di tengah venue yang akustiknya menurut gw sangat tidak ideal. Suara sound sangat memantul terutama suara drum yang terlalu "Menggelegar".

Keadaan venue pada saat check sound

Selesai check sound kami menuju ke suatu tempat untuk mengadakan sesi pemotretan (Ya perjalanan ini memang paket hemat, karena semua hal dilakukan baik Gig sampai pemotretan). Menurut beberapa teman, foto protocol afro sudah lama sekali tidak ada update. Based on hal itu kita menganggap perlu diadakan pembaruan foto. Sesi pemotretan berjalan lancar dan kami pun kembali ke venue untuk menunggu acara dan makan.


 Keadaan pada saat pemotretan


 Cita-citamu mau jadi apa nak? 
diekspresikan dengan plat mobil ini



Band pertama kick off yaitu Fab Jack, mereka membawakan lagu sendiri dan beberapa lagu cover dari foofighters. Musik mereka buat gw Mengingatkan akan semangat-semangat musik masa remaja. Musik mereka seru tetapi akustik ruangan menurut gw sangat buruk sehingga cukup mengganggu dan saat cymbal dipukul frekuensinya menghancurkan frekuensi alat musik yang lain.


Fap Jack in Action

Sekelar band pembuka, Kris tiba-tiba bilang ke gw bahwa dia mau ganti stick drumnya dengan stick drum yang akustik. Gw berpikir brilian juga nih ide kris untuk mengakali akustik ruangan dengan mengganti stick drum, gw pun langsung mengiyakan usulnya. Setelah selesai manggung gw baru tahu bahwa itu sebetulnya "kecelakaan" karena stick drum awal yang dia gunakan jatuh nyelip ke bawah panggung.

Kita pun mulai mengajak penonton bernyanyi dengan Light it up. Mengajak penonton berdansa dengan electrified, music (dance with me) dan streetside, bersantai dengan paris, serta menjadi prihatin dengan lagu Borneo yang bertemakan orang utan.

Kame kame Ha dari Ditto


Nico : Fotografer Protocol Afro yang nyambil jadi gitaris


Sebagian lagu eclipse, lagunya bisa distreaming dispotify , Apple music, Joox and clipnya disini

Mulai lagu ketujuh kami menunjukkan bahwa memang musik inconsistent pop yang diusung protocol afro bukan sekedar gymmick karena kita menggeber dengan setlist yang relatif lebih keras. Owl, dilanjutkan dengan lagu galau tapi indie rock: radio, single terbaru profro : eclipse, lagu pejuang kebebasan : freedom dan The youth sebagai penutup.




Lapar MAK!!



Vokalis kami kurang makan Paramex





Kris dengan pedal drum yang ternyata lebih enak dan Stick drum "Game changer"

Danny "Konserku" Sang promotor mendokumentasikan Protocol afro


Such a great honor bisa memainkan musik Protocol Afro di Malaysia, gw sangat berterima kasih terutama buat Danny dan Konserku yang membantu konser ini bisa terjadi, Juga teman-teman Magic Cyberjaya, Gak lupa Oscar "Sound Consultant" dadakan kita di venue yang terbang jauh-jauh dari Jakarta buat jalan-jalan malah jadi dapat banyak kenalan di Malaysia, dan semua yang datang di Intimate Concert ini, Gw juga spesial berterima kasih kepada 2 penonton yang membeli VIP Tiket I personally really appreciate that support, Hope you enjoy our gift and show.


1st time visit to Malaysia, hopefuly not the last.

Thank you guys, hope to see you again someday. 


Highlight Konser 2 minggu lalu

Lupa... Pesan moral dari perjalanan tour pendek ini:
1. Berangkat lah ke airport 3 jam sebelum take off, kita gak pernah tahu ada drama apa terkait perjalanan kita menuju airport.
2. Tidak pernah ada "hal kecil", Mengubah 1 stick drum benar-benar bisa menjadikan musik yang tadinya soundnya pecah menjadi sound yang sangat baik. Ketiadaan Riders juga bisa membuat waktu checksound menjadi kacau balau.
3. Saat keadaan mulai statis, lakukanlah extra effort agar menimbulkan ombak dan perubahan. Keputusan mengambil gig malaysia adalah kegilaan yang menurut gw diperlukan agar band ini kembali bisa berjalan.