Kamis, 12 September 2024

Ode to my Brother

Sudah hampir sebulan berlalu.. Pada 17 Agustus 2024 lalu, abang saya Marlon Marandi Sitompul akhirnya memilih untuk merdeka dari tubuh fananya dan memilih untuk melangkah ke tahap selanjutnya menuju kekekalan. Banyak hal yang sudah gw lewati bersama Marlon. I still remember beberapa hal yang dia lakukan buat gw semasa kecil. Setelah Marlon pergi semua ingatan itu kembali lagi dan membuat gw mengingat dia seperti apa...


Well me and my brother is like water and oil. Jujur agak susah disamakan antara kita berdua.. Mayo menomorsatukan value dan Marlon tampaknya menomorsatukan experience. Sangking berbedanya memang Marlon adalah salah 1 orang yang membentuk gw menjadi seperti sekarang ini karena ya pengaruh kehadiran dia di keluarga. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Marlon membuat gw mendapatkan suatu beban lebih banyak dari orang tua dan kadang gw berasa: "lah kenapa gw jadi kaya anak sulung." dan terprogram menjadi si "paling bertanggungjawab".  In the end kadang hubungan gw dan dia dalam keluarga kadang dia adalah party maker yang hadir membawa keramaian di keluarga..  Saya adalah divisi cleaning service but tidak ada yang salah dalam hubungan kami berdua ini, karena hubungan inilah yang membuat dan membentuk Mayo seperti sekarang ini. 



Abang gw ini hobi bermain-main dengan batas.. Sewaktu kecil gw pernah bilang ke dia habis bangun pagi masih gulingan di kasur di rumah meruya: "jangan gangguin ya lagi males gw. " apa yang dilakukan? Ya sudah tentu gangguin gw, berakhir Marlon gw sepak dan matanya pake perban sebelah karena luka gw tendang. Do i Regret this? Enggak sih, sampe hari ini XD. Sudah diwarning terkait batas, tapi abang saya ini terlalu doyan ngetes mungkin sehingga memang hobi ngetes sesuatu yang apapun yang namanya batas seperti ini.


One of the most thing i value about tension and relationship between Mayo dan almarhum adalah... He helped me (indirectly) untuk bisa lebih menikmati hidup. Diri gw di masa kecil adalah manusia yang melihat hidup itu ya Hitam or putih, berhasil or gagal, that’s it. Memang sungguh memuakkan sih setelah dipikir-pikir sekarang.. ada bocah chubby, kejam, tanpa perasaan dan bodo amat sama segala hal dengan pemikiran: Yang penting gw sudah melakukan hal yang benar. Abang gw setelah gw pikir-pikir membantu sekali untuk melihat bahwa ya ada warna lain selain hitam dan putih.. Well just play with it, warnai aja hidup lo. There is some period in my life karena dia suka membuat pilihan dan gw adalah orang yang sangat "haus tanggung jawab" karena diprogram seperti itu, berpikir kemana sih abang gw? Macam gw melulu yang beberes urusan-urusan ginian. Seiring berjalannya waktu ya gw akhirnya juga bisa belajar bahwa tidak semua hal harus menjadi tanggung jawab, ya gw tidak bisa terus "bermain Tuhan" dan mencoba mengontrol semua hal..

 

 

Yang gw inget tentang Marlon yang lain adalah dia sebetulnya sangat pintar secara akademis, punya bakat olahraga dan musik tentunya... Tapi kurasa dia pada akhirnya memilih tidak ingin melakukannya... Dulu gw berpikir: "abang gw goblok banget ya, memilih aja gak bisa" dan sekarang ini gw menyadari memang ya dia sudah membuat pilihan-pilihan yang dia mau inginkan di hidupnya (Meski gak semua pilihannya benar but hey, that's the art of life kan..).

Abang gw juga merupakan orang yang sangat positif, kadang dia percaya bahwa gw bisa main basket (Ngaco sih sebetulnya penilaian dia).. padahal main bola aja maunya jadi kiper sangking kakunya badan ini dan malas berkoordinasi dengan yang lain. Kalo jadi kiper kan ngatur seperlunya saja dan cukup modal nyali.. Tapi kalo diinget-inget jika ada acara 17an kompleks ternyata kita bisa juga bersinergi dan cukup banyak memenangkan game 3on3 lucu-lucuan di kompleks sebagai Teammate. Selain itu dia memilih gw sebagai best man di hari pernikahannya.. Padahal Mayo di masa itu adalah Mayo yang sangat benci dengan kegiatan public speaking karena malas salah. Gw jujur keringat dingin menyiapkan semua materi untuk wedding speech karena gak suka dan terutama takut salah XD. Akhirnya berhasil lah gw speech di hari pernikahan dia karena keoptimisan ngaco Abang gw ini, but yah pengalaman gak wajar ini membuat gw memiliki extra confidence juga melewati urusan seperti ini.. 


Urusan trend wah dia mah ngikutin semuanya, sampe trend buat musik anak2 agar update buat musik anak2nya.. Sungguh kontras dengan gw yang cenderung bodo amatan, on this part maaf ya bang gw gak bisa catch up haha.

Selain itu dalam bertemu dengan orang-orang terutama keluarga. Abang gw sangat keren lah, dia bisa manage dan maintain untuk bertemu keluarga. Gw mengakui gw gak punya energi sehebat dia.  Selain itu waktu gw manggung di Singapore, gw masih ingat dia tiba-tiba hadir buat nonton.. Dia selalu sering hadir di momen-momen yang ada buat banyak angota keluarga dan gak bisa ditebak momen baik or buruk.

Perbedaan-perbedaan cara ini memang sangat berasa di perjalanan kami terakhir waktu di Tokyo. Jujur di perjalanan itu gw mencoba mengikuti cara perjalanan dia, dimana gw sebetulnya sangat tidak sabar dan banyak misah misuh ke istri gw. Perjalanan Tokyo buatku pribadi cukup berat, karena perbedaan gaya ini. Tapi gw hanya pengen ya bawa abang gw jalan-jalan. Ini momen dimana ya dia bisa jalan dan gak perlu memikirkan keluarganya dan tanggung jawabnya sebagai bapak. On this part sepertinya gw berhasil membawa dia “liburan” dan ya sudah menikmati momen saja.  I think this moment adalah momen yang gak akan gw sesali dalam hubungan gw tentang dia terlepas dari perbedaan kami berdua..

 

Well pada saat-saat terakhirnya sebagai orang yang berpikir dengan "tanggung jawab", Abang gw masih sempet gw "semprot" karena waktu di Rumah sakit Hermina malah keluyuran jalan-jalan.. Gw kan berharap dia cepat sembuh dan jangan capek2 dengan banyak keluyuran, kalau bisa naik kursi roda aja supaya energinya cepat kembali. In the end dia memang pengen jalan-jalan karena mungkin dia sudah tahu waktunya gak lama dan dia ya pengen menikmati sisa waktunya aja. Setelah kembali dari Penang dan pindah RS, Abang gw gak mau terlalu lama di Rumah Sakit, gak mau bikin orang terlalu repot, keluarga repot, anak-anaknya repot dan memilih finishing the game

.



Thank you for helping me & also showing me how to coloring my life canvas.. Even we are not always on same page but you know we are always on the same team, love you brother.. Go run in eternity, Enjoy music in the afterlife and have fun in the otherside bersama Ompung, Amangboru, Tulang, sepupu-sepupu yang lebih dulu pulang dan buatlah keramaian disana seperti disini. .

I have fought the good fight, I have finished the race, I have kept the faith. 2Tim 4:7 ESV

16061981 - 17082024 


Rabu, 08 Agustus 2018

Ke Gunung Slamet, cari Slamet.

Brutal slamet!

Bulan lalu saya ikut salah 1 race yang menurut saya paling berat dan rusuh yaitu goat run gunung slamet. Mengikuti race dengan latihan ala kadarnya dan hanya berharap bisa sampai ke peak dengan selamat, ekspektasi yang cukup rendah.

Para peserta berangkat bersama pagi buta dari senayan, lumayan lah dapat Bis Big Bird dari panitia. Langsung berangkat menuju Guci tegal dan sampai di lokasi race central kira-kira jam 3 sore. Saya mengambil race pack dan langsung menuju hotel untuk bersih-bersih. Malamnya saya kembali ke race central karena ada race briefing dan saya mencari tempat carbo loading di warung terdekat.

Pagi hari pun datang ,saya bersiap , lalu langsung check out dan membawa semua barang ke race central. Belajar dari pengalaman goat run seri 1, saya overtime 3 jam sehingga harus membayar hotel 1/2 harga. Lumayan juga menguras budget waktu di Garut.

Kembali ke Tegal, setelah banyak pembukaan sambutan dan sambitan akhirnya race dimulai. Dibuka dengan aspal hanya 1 km, lalu masuk ke hutan. Lumayan lama untuk sampai Ws kedua di kaki gunung, mungkin ada makan waktu sampai 4 jam-an. Sesampai di WS kedua saya meminjam power bank panitia karena jam polar saya gugur baterainya.


Masih bahagia


Mba Febri, Mba Ing.

Gunung yang disikat


Setelah WS kedua mulai lah menaiki kaki gunung slamet, medannya lumayan berat karena batunya licin dan banyak permukaan yang tidak padat. Cukup merepotkan untuk naik ke atas. Mungkin proses sampai ke atas ada 2 jam, semakin di atas pemandanganmya semakin keren apalagi saat sudah sejajar dengan awan. Pemandangan yang luar biasa dan mengingatkan betapa kecil kita manusia dibanding alam semesta ini.


Istirahat dulu





 Setelah berupaya naik terus sampai hampir ke puncak dengan sisa tenaga, sayangnya puncak gunung itu belum sampai juga.  Setelah hampir 100 m -200 m dari puncak, sayangnya saya harus turun dan tidak melanjutkan misi.

Panitia yang tadinya di atas semuanya sudah dalam proses turun karena kabut sudah muncul dan kata mereka berbahaya jika dilanjutkan terus. Di momen ini diantara ego: Harus peak dan harus bisa selamet pulangnya, akhirnya memilih opsi kedua. Eh benar saja turunnya ternyata susah 1/2 mampus 😫. Sampe kepleset berkali-kali dan ujung2nya minta tolong mas panitia jalannya agak pelan, supaya saya bisa mengikuti titik langkah masnya. Lumayan lah, tempat yang dia pilih tanahnya padat sehingga kaki saya tidak terlalu kepleset.



Bukan pilihan yang buruk memilih turun karena turunnya jauh lebih susah daripada naiknya, dibandingkan dengan goat run seri sebelumnya di Guntur menurut gw ini lebih kejam. Sesampai di bawah saya duduk-duduk lagi di water station 2 mengumpulkan sisa tenaga buat kembali ke race central.

Waktu turun saya baru nyadar, ternyata jauuuuhh bener tadi medan yang saya lewati.. Untuk sampai WS 1 , saya turun dengan lumayan berlari memakan waktu 3 jam lebih. Estimasi sampai WS jam 6 sore pun bubar. Ada momen dimana saya benar2 berlari sendiri di hutan tanpa ditemani siapa-siapa selain lampu HP dan senter yang saya bawa serta diiringi suara serangga hutan (agak spooky sih dengernya, karena gw merasa serangga ini mengiringi kemanapun saya berjalan). Akhirnya jam 7 malam saya berhasil sampai Water Station 1 dan memutuskan lupakan race ini karena saya lebih ngeri ditinggal shuttle bis daripada gak finish. Di WS 1 saya minta dievakuasi biar gak ketinggalan bis. Saya dievakuasi dengan motor, tapi drama belum selesai karena bensin motor masnya habis... Akhirnya sampai di jalan aspal saya diungsikan dengan motor kedua ke Race central. Sampai di race central, bisnya masih menunggu beberapa peserta dan saya pun akhirnya bisa bernafas lega karena berhasil pulang dengan selamat bahkan sempat mandi dulu di pos terdekat. Misi gagal tapi saya cukup puas berhasil sampai di titik itu, tahun depan saya pasti kembali dan finish.


Lesson learned:
1. Lari itu tentang manajemen

Distance = project
Diri kita = resource.
COT = deadline

Kadang untuk menyelesaikan project ya harus disesuaikan dengan resource, bisa jadi projectnya selesai lalu resourcenya kolaps. Atau bisa jadi project gak selesai, resource masih aman, deadlinenya lewat.

2. Decision making
Kadang seperti bisnis ada waktunya harus berbelok dark tujuan awal. Mungkin cara atau resource yang kita punya gak cukup, jadi semuanya harus disesuaikan. Gak mencapai tujuan kadang gak terelakkan. Mungkin kegagalan ini bisa menggiring kita untuk membuat project lain dengan modal yang cukup karena kita berhasil mencegah kerugian yang lebih besar.

3. Enjoy the journey not only the result.
Nikmatin aja prosesnya. Gagal bukan berarti kiamat. Masih banyak race dan project lain yang bisa kita selesaikan dan bereskan.

Semoga next year bisa finish strong dan jauh lebih baik dari tahun ini.

Senin, 09 Oktober 2017

Terciduk (karena kaki meleduk)

Saya sudah 2x ikut mesastila peak challenge dan hasilnya 2x DNF. Tahun lalu saya ikut 11K berhasil finish tapi melewati 3 jam. Tahun ini ikut 42 k tapi terciduk di water station 3 (km 22) karena di bawah COT check point yang diperlukan.  Entah kenapa, saya tetap senang banget sama race ini dan dapat dipastikan tahun depan saya akan balik lagi. 



Pengambilan race pack


Sebelum start

Sebetulnya semua berjalan lancar sampai Km 15,8 (water station 2). Semuanya tampak tidak ada masalah karena berhasil diselesaikan dalam waktu 3 jam saja. Ternyata estimasi itu salah total karena masalah mulai dari sini...  Dalam jarak 3,8 km selanjutnya harus menaiki puncak gunung andong dengan ketinggian 1726 meter (naek sejauh750meter). Nah jarak 15km tadi ternyata waktu tempuhnya sama dengan yg digunakan untuk naek ke andong 😂, 3 jam bos! 

Menuju puncak (bukan lagu AFI)

Dalam Perjalanan menaiki puncak 3 jam ini semua makanan saya makan mulai dari gu gel,beng-beng tapi tetep saja kelaparan dan capek terus menyerang. Puncak permasalahan adalah atas lutut kena di bagian kanan, lalu yang lutut kiri ngikut juga. Setelah 2 kaki kena, saya pun mulai mengurangi kecepatan dan seperti komputer bepikir untuk "safe mode", yg penting selamat & jangan kena cedera lebih parah. Di perjalanan naik ini saya akhirnya berdua didampingi Afif dari campur sari runner. Lucunya reborn runners dan campur sari sama-sama latihan di soemantri di rabu malam tapi kita belum pernah ketemu.

                           Afif dari CSR

Sesampai di puncak, karena lapar saya langsung mencari apapun makanan yang bisa dimakan. Untuk ketiga kali dalam seumur hidup, akhirnya saya makan makanan favorit semua orang Indonesia pada umumnya : Indomie!  Yak, memang saya sangat benci indomie, tapi pilihan yg tersedia adalah : isi perut, atau gak akan bisa turun karena kehabisan tenaga. Karena yg tersisa cuma indomie, ya apa boleh buat lah batu pun dimakan jika bisa kasih tenaga. 


Cari PB (Poto Bagus)

Setelah makan indomie sambil ngemil biskuit coklat, saya ke warung sebelah beli Mendoan 5 biji, lalu mengambil gelang di tempat check point, foto-foto sebentar dan turun dari pegunungan andong menuju check point berikutnya untuk memastikan saya out dari race. Selesai check point waktu sudah menunjukkan pukul 11.10, yang "lucu" buat saya orang di check pointnya bilang : "5 kilometer saja mas (dan turun 400 meter lagi tepatnya mas), bisa ke checkpoint berikutnya, keburu lah jam 12 cuma turun saja kok." (Saya langsung mikir, nenekmu kiper timnas uganda. Emang you kira i kilian, lututnya doi mah gak sakit ngebut di turunan). Saya mengiyakan saja orang di check point dan berusaha turun sebaik dan secepat mungkin, tapi apa boleh buat memang sampai jam 12, posisi kami dari check point masih sangat jauh. Setelah jam 12, saya dan afif dari campur sari runner berjalan santai saja karena mencegah cedera-cedera tambahan di kaki kami. Sebagai UCRunner (Under COT Runner) kecewa juga gagal mencapai target tapi lucunya Di tengah jalan hujan deras pun muncul membuat kami berdua harus mengeluarkan jaket kami. Lucu karena saat ada perasaan kecewa, dengan segera dikasih hujan untuk menunjukkan : "Mending DNF deh, daripada 20 kilometer lari lagi dengan kondisi cuaca dan kaki yang gak bersahabat." Kami berdua pun melanjutkan perjalanan menuruni desa dan melewati beberapa tanjakan & turunan aspal dan sampai di checkpoint dengan selamat.

Ada banyak juga pasukan DNF, salah satunya merupakan "peternak suunto" yang legendaris. Cerita belum berakhir karena kita diangkut dengan "mobil spesial" menuju garis start karena transportasi yang disediakan panitia tidak cukup. Selama perjalanan, sweeper kami memperlihatkan beberapa rute yang seharusnya kami lewati dan gw cuma bisa bilang dalam hati: " wah gila, untung gak lanjut." So kami diangkut dan sampai ke garis start lagi. Selesai sudah perjalanan saya mencoba menaklukan mesastila 42K.

My insight dari kejadian terciduk ini adalah:
1. Latihan.
Selesai MBM (Bali Marathon) saya mulai tidak fokus, banyak kegiatan di akhir minggu sehingga lupa mengontrol fisik dengan interval, long run dan berlari uphill dan downhill. Hal ini sangat merusak kondisi fisik saya yang tadinya sudah ok saat MBM dan bahkan berhasil menaklukkan sentul trail full marathon beberapa bulan sebelumnya. Latihan & konsistensi adalah koenci Jendral!

2. Jangan pelit dalam investasi alat
Saya sempat memiliki pole trekking 2 buah (digunakan saat sentul trail FM), tetapi hilang 1. Saya malah berpikir sayang ah keluar duit 180 ribu. Ini ternyata sangat krusial, karena menurut afif pole trek bisa membuat kita mengirit tenaga sampai 25%. Tampaknya kunci saya berhasil finish di sentul adalah alat yang tepat. Hal ini juga penyebab saya DNF di mesastila peak challenge tahun lalu, karena tidak membeli alat yang tepat yaitu sepatu trail dan pole trekking.

3. Kalau bisa menginap di sekitar biar fisik gak kaget.
Adaptasi aklitimasi penting, supaya nafas tidak cepat habis. Sayangnya saya menginap di Magelang yang secara ketinggian kurang seimbang dengan mesastila. Tahun lalu saya menginap di mesastila, sehingga nafas saya lebih adaptif

4. Cukup tidur
Ini gak cuma pas race, tapi kalau bisa 2-3 minggu sebelumnya. Saya 3 minggu sebelumnya sempat dalam 2 hari tidur hanya 2jam dan 4 jam, setelah tidur seperti ini maka fisik saya drop total. Meski saya masih coba latihan lari, tapi fisiknya tidak bisa cepat kembali ke normal dan yang parah siklus jam tidur jadi rusak.

5. Makan berat lah saat sarapan sebelum race, jangan cuma roti.
Untuk lari di bawah HM cukup lah kalau 2 jam sebelum trail race makan roti, kalau mau lebih jauh (dan lebih tinggi) better jangan cuma makan yang kaya begini. Pada saat kilometer belasan, perut langsung mengamuk minta diisi dan energi saya langsung drop. Next time saya mau bawa onigiri kalau FM, supaya carbonya pol.



Sekian cerita dari weekend rockstar, see ya di event lari/ panggung musik dan kejadian seru lainnya.

Rabu, 04 Oktober 2017

Ideal result for unideal situation.

Done! Selesai juga drama kegilaan protocol afro sabtu kemarin dengan manis (tanpa manja grup), dimana protocol afro berhasil mengadakan gig pertama di "Negeri Jiran" tepatnya Cyberjaya. Bermula dari ajakan danny (konserku) berkolaborasi membuat konser tunggal protocol afro di Cyberjaya, gw pun mengiyakan ajakan tersebut tanpa ba bi bu. Drama awal dimulai karena tidak semua personil bisa ikut, tapi seperti biasa karena band ini patternnya modular maka posisi Panji (sebagai gitaris) di gig ini bisa digantikan oleh fotografer kami Nico. Lalu kegilaan berlanjut karena sebagian anak2 cukup stress dan protes dengan kegilaan gw langsung mengiyakan membuat konser tunggal di Malaysia. Mereka berpikir siapa juga yang mau datang dan pesimis, bagus kalau yang nonton bisa dapat 5 orang (Hahaha, terlalu pesimis ya). Jujur awalnya sedikit kesal dengar bagaimana pesimisnya anak2, tapi yah kadang dalam hidup dalam 1 tim harus ada yang membuat keputusan-keputusan gila untuk maju. Bukti nyata kemajuan adalah setelah mengambil gig ini akhirnya band bisa berkumpul untuk berlatih (setelah 1 tahun kurang jelas formasi latihannya).

So fast forward ke hari jelang keberangkatan, tiket kita yang sudah pagi (jam 6an) dengan seenaknya digeser oleh penerbangan ke subuh jam 5.30. Waktu jam penerbangan awal, anak2 sudah protes karena pasti bakalan kurang tidur eh ini malah lebih brengsek lagi jadwalnya. Gw sendiri hanya tidur 2 jam karena ada beberapa hal yang perlu dibereskan di hari jumat. Setelah Personil sudah hampir lengkap di airport, ada kejadian "rusuh" pertama: Kristian (drummer) yang harus menjadi korban drama uber. Ubernya tiba2 menghilang dan dia akhirnya sampai di airport jam 5.10 (Logikanya gak bakal bisa masuk karena ini penerbangan internasional).

Keajaiban terjadi karena kami semua serombongan diperbolehkan check in di counter meski Kris terlambat. Meski boleh check in kekhawatiran (Gw as the manajer) belum selesai karena gw harus menunggu Kris di depan gate imigrasi untuk mengoper bukti check innya. Terima kasih kepada autogate imigrasi sehingga Kris tidak perlu antri dan bisa masuk imigrasi dengan mulus. Drama belum selesai disini, Pedal drum Kristian tidak boleh masuk kabin padahal dia selalu membawa pedal drum setiap manggung ke kabin. So di antara harus memperjuangkan pedal tetapi orangnya yang malah tidak bisa berangkat atau let the pedal go, kita mengambil keputusan let it go lah pedalnya (Sambil joget-joget ala frozen, #kidding). Lalu kami berdua pun berlari check in dan menjadi penumpang terakhir yang masuk ke bus dan pesawat.


Sampai di KLCC.

di KL, rombongan pun bertemu Ferdi (keyboardist) yang sudah lebih dulu sampai di KL sehari sebelumnya. Anak2 lalu menaruh barang di Hotel dan makan. Makanannya pas siang menurut anak2 kurang enak 😴, gw cukup hoki karena memesan makanan yang netral.

Setelah selesai makan, kita pergi ke cyber jaya tepatnya elemental space untuk check sound. Sudah lama tidak manggung membuat gw as manajer lupa mengupgrade beberapa item di riders sehingga persiapan check sound berjalan molor untuk melengkapi kekurangan-kekurangan item yang dibutuhkan. Check sound berjalan baik di tengah venue yang akustiknya menurut gw sangat tidak ideal. Suara sound sangat memantul terutama suara drum yang terlalu "Menggelegar".

Keadaan venue pada saat check sound

Selesai check sound kami menuju ke suatu tempat untuk mengadakan sesi pemotretan (Ya perjalanan ini memang paket hemat, karena semua hal dilakukan baik Gig sampai pemotretan). Menurut beberapa teman, foto protocol afro sudah lama sekali tidak ada update. Based on hal itu kita menganggap perlu diadakan pembaruan foto. Sesi pemotretan berjalan lancar dan kami pun kembali ke venue untuk menunggu acara dan makan.


 Keadaan pada saat pemotretan


 Cita-citamu mau jadi apa nak? 
diekspresikan dengan plat mobil ini



Band pertama kick off yaitu Fab Jack, mereka membawakan lagu sendiri dan beberapa lagu cover dari foofighters. Musik mereka buat gw Mengingatkan akan semangat-semangat musik masa remaja. Musik mereka seru tetapi akustik ruangan menurut gw sangat buruk sehingga cukup mengganggu dan saat cymbal dipukul frekuensinya menghancurkan frekuensi alat musik yang lain.


Fap Jack in Action

Sekelar band pembuka, Kris tiba-tiba bilang ke gw bahwa dia mau ganti stick drumnya dengan stick drum yang akustik. Gw berpikir brilian juga nih ide kris untuk mengakali akustik ruangan dengan mengganti stick drum, gw pun langsung mengiyakan usulnya. Setelah selesai manggung gw baru tahu bahwa itu sebetulnya "kecelakaan" karena stick drum awal yang dia gunakan jatuh nyelip ke bawah panggung.

Kita pun mulai mengajak penonton bernyanyi dengan Light it up. Mengajak penonton berdansa dengan electrified, music (dance with me) dan streetside, bersantai dengan paris, serta menjadi prihatin dengan lagu Borneo yang bertemakan orang utan.

Kame kame Ha dari Ditto


Nico : Fotografer Protocol Afro yang nyambil jadi gitaris


Sebagian lagu eclipse, lagunya bisa distreaming dispotify , Apple music, Joox and clipnya disini

Mulai lagu ketujuh kami menunjukkan bahwa memang musik inconsistent pop yang diusung protocol afro bukan sekedar gymmick karena kita menggeber dengan setlist yang relatif lebih keras. Owl, dilanjutkan dengan lagu galau tapi indie rock: radio, single terbaru profro : eclipse, lagu pejuang kebebasan : freedom dan The youth sebagai penutup.




Lapar MAK!!



Vokalis kami kurang makan Paramex





Kris dengan pedal drum yang ternyata lebih enak dan Stick drum "Game changer"

Danny "Konserku" Sang promotor mendokumentasikan Protocol afro


Such a great honor bisa memainkan musik Protocol Afro di Malaysia, gw sangat berterima kasih terutama buat Danny dan Konserku yang membantu konser ini bisa terjadi, Juga teman-teman Magic Cyberjaya, Gak lupa Oscar "Sound Consultant" dadakan kita di venue yang terbang jauh-jauh dari Jakarta buat jalan-jalan malah jadi dapat banyak kenalan di Malaysia, dan semua yang datang di Intimate Concert ini, Gw juga spesial berterima kasih kepada 2 penonton yang membeli VIP Tiket I personally really appreciate that support, Hope you enjoy our gift and show.


1st time visit to Malaysia, hopefuly not the last.

Thank you guys, hope to see you again someday. 


Highlight Konser 2 minggu lalu

Lupa... Pesan moral dari perjalanan tour pendek ini:
1. Berangkat lah ke airport 3 jam sebelum take off, kita gak pernah tahu ada drama apa terkait perjalanan kita menuju airport.
2. Tidak pernah ada "hal kecil", Mengubah 1 stick drum benar-benar bisa menjadikan musik yang tadinya soundnya pecah menjadi sound yang sangat baik. Ketiadaan Riders juga bisa membuat waktu checksound menjadi kacau balau.
3. Saat keadaan mulai statis, lakukanlah extra effort agar menimbulkan ombak dan perubahan. Keputusan mengambil gig malaysia adalah kegilaan yang menurut gw diperlukan agar band ini kembali bisa berjalan.

Rabu, 30 Agustus 2017

MBM 2017 journey

Akhirnya selesai juga half marathon road pertama saya, suatu pengalaman yang sangat luar biasa di hidup. Ini mungkin pengalaman pertama lari 21Km non stop saya meski sebelumnya pernah jadi finisher di Sentul trail marathon FM. Di sentul sih saya di water stationnya sempet minum teh manis , makan nasi telor ceplok sambil tidur-tiduran karena capek. Bedanya disini lebih kompetitif ya auranya. Jadi inilah beberapa hal yang didapat dari perjalanan MBM dan liburan pendek di Bali ini.



1. Pain is temporary.
Pada saat memulai sesuatu rasa sakit itu hanya sementara, tetaplah fokus ke tujuan. Baik saat latihan dan race, kadang kecepatan/intensitas harus sedikit dikurangi karena keadaan. Kisaran km 3-5 perut saya sempat sakit parah di sisi kiri, akan tetapi saya masih paksakan jalan. Begitu juga di Km 18, saya sempat terkena keram di kaki tapi saya hajar terus. Rasa sakit itu akhirnya hilang.

2. Support your friend with some   interaction.
Saat berlari memang sih kita yang utama adalah mengontrol diri kita sendiri, tetapi berinteraksi lah dengan sesama manusia lain. Saat di kilometer awal perut saya sempat sakit sekali hingga akhirnya saya harus berjalan. Saya sempat berpikir mengenai catatan waktu yang tampaknya akan gagal tercapai, akan tetapi sesama teman komunitas (Arie Lazuardi) ada yang menepok punggung saya dan hanya bilang 1 simple word: "semangat may", hasilnya saya pun seperti mendapat "gelombang energi kedua". Apalagi saat di MBM ini banyak sekali penduduk lokal yang menyemangati dan anak2 yang ajak tos. Rasanya setiap saya tos dengan anak-anak ini pace langsung naik jadi 5an 😁.

3. When the storm is there, just calm and stop thinking about it. Be positive.
Saat 2x terkena sakit, sesuai arahan coach @anggiasilalahi yang selalu bilang harus tetap tenang dan jangan terlalu dipikirkan sakitnya. Saat sakit datang beberapa bagian otak sudah bermain dengan pikiran buruk mengenai gagal finish, tetap santai dan positif, alihkan rasa sakit ke sekitar kita, di saya akhirnya sakit itu akan hilang.

4. The damage you made may affect people around you, so just do good and be good example.
Oke ini mungkin kurang related dengan marathonnya tetapi lebih ke apa yang terjadi di luar itu,  Saat saya menyewa mobil ternyata mobilnya sangat bau rokok dan mengerikan baunya.. Membuat saya sebagai penyewa mobil agak kesal karena setiap naik mobil baju dan tangan saya jadi bau rokok (kena ekses negatif).. Hal ini buat saya berpikir Begitu juga di kehidupan ya... Entah di pekerjaan, olah raga atau apapun.. Saat melakukan sesuatu yang buruk pasti membuat orang yang akhirnya akan berinteraksi dengan kita terbawa efek negatifnya. Back to running ,bayangkan juga saat kita keram/cidera lalu jatuh, pasti mau tak mau akan membawa vibe negatif juga di sekitar kita dimana karena kita cedera orang jadi bisa berpikir : "nah ada yang cedera, wajar lah kita gak kuat."


5. Preparation is the key.
33x latihan, kesannya mungkin banyak sekali akan tetapi itu adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil. Dari 33x latihan saya ada beberapa kali bolong karena harus ikut race, tetapi race itu memang bagian dari persiapan versi saya. Race yang saya pilih selalu race yang tanjakannya amit2 semua, dengan tujuan memperkuat mental. Kombinasi 2 hal ini akhirnya membuat kepercayaan diri cukup tinggi pas di tanjakan (saya paling banyak nyusul orang di bagian tanjakan). Akan tetapi harus diakui karena kurang mempersiapakan fisik sisi yang core, makanya saya sempat terkena keram di kaki dan sakit di sisi perut juga. So preparation memang harus sesempurna mungkin supaya hasilnya jauh lebih bagus.

In the end thank you to semua teman komunitas @reborn.runners yang menjadi salah satu benteng dari rasa malas dan memotivasi, coach @anggiasilalahi yang mensupport dan mendorong untuk selalu kasih "lebih",  @team_polar_indonesia @primafitindonesia @crossfitsenayan Ko Dandy, Ko Kwendy dengan supportnya dengan jam polarnya yang sangat keren dan coach rory, coach adit dengan program crossfit yang memberikan variasi latihan yang berbeda. Last but not least thanks to Him yang memberikan kesempatan menjadi finisher di salah satu lomba marathon terseru 😊

Kamis, 23 Februari 2017

Sometimes Sampling can kill you

Lisensi, Hak Cipta , Sampling dan The Verve.




Di balik kerennya lagu bitersweet symphony milik The Verve, ternyata sempat ada masalah besar di lagu tersebut. The Verve pada saat pembuatan lagu, menggunakan sampling orkestra yang didapat dari Orchestra Cover Version lagu Rolling stone – ”Last Time” milik Andrew Loog Oldham. Penggunaan sampling tersebut sudah legal dan mendapat persetujuan dari pencipta lagu yang disampling (Andrew Loog Oldham), record label yang menaungi orchestra version tersebut. Berdasarkan lisensi sampling tersebut, Richard Ashcroft mengembangkannya menjadi lagu Bitersweet Symphony dan juga membuat beberapa hal yang orisinal seperti:  intro string yang legendaris dan lirik.
Setelah lagu Bitersweet symphony meledak, maka tiba-tiba datang tuntutan dari Alen Klein salah satu mantan manajer The Rolling Stones yang memiliki Hak cipta dari lagu-lagu karya Rolling stone di era 1970an. Alen Klein mengajukan tuntutan hukum mengenai kepemilikan lagu Bitersweet symphony.  Alhasil Richard Ashcroft dkk pun merelakan kepemilikan lagu tersebut dan memberikan royaltinya 100% kepada Allen Klein karena biaya pengadilan terlalu mahal.
Saya pribadi menyayangkan karena masih ada berbagai hal orisinal yang dibuat sendiri oleh Richard Ashcroft di lagu Bitersweet Symphony seperti string section di bagian intro yang orisinal dan tentunya lirik yang dibuat sendiri olehnya. Mungkin ini bisa jadi pelajaran buat musisi lokal untuk ”berani gila” kalau lagunya diplagiat ya disini ataupun sebaliknya merasa bahwa lagunya tidak sepenuhnya terinspirasi dari lagu tersebut. Harus dipikirkan solusi yang menguntungkan kedua pihak, bukan royaltinya full untuk 1 pihak saja seperti case ini.

Pelajaran moral:
1.       Jadi songwriter harus cerdik, kalau mengambil unsur coba dipikirkan kemiripannya.
2.       Kalau kalian band manajer/pemodal yang  memiliki hak cipta lagu-lagu band yang berada di bawah manajemen kalian, bisa loh melakukan hal yang sama seperti Allen Klein.
3.       Apabila sampai ”perang” mari pikirkan win-win solutionnya, jangan langsung menyerah kaya anak-anak The Verve.
4.       Kalau berniat membuat lagu berdasarkan cover lagu orang, jangan salah  bayar royalti. Belajar dari The Verve yang membayarkan royalti ke Andrew Loog Oldham (pencipta aransemen lagu cover The Rolling Stones -  Last time). Dimana lagu cover ini awalnya menggunakan lisensi dari lagu aslinya, kalau memang seperti ini untuk menutup celah ”potensi keributan” coba dicari tahu juga siapa pemilik hak cipta lagu awal.
5.       Daftarkan Hak Cipta lagunya, untuk berjaga-jaga kalau ada potensi masalah maka pencipta lagu punya 1 dasar yang lebih kuat untuk bertahan.
                                                    
Semoga membantu

-Weekendrockstar-

Rabu, 10 Agustus 2016

Overcome your past (I got this from Mt Batur)


25 tahun lalu, saya jalan-jalan bersama keluarga ke daerah puncak. Bapak saya pada saat itu iseng mengajak saya "cross country" menyusuri jalan setapak di daerah puncak. Karena pada waktu itu saya tak mengerti saya mengiyakan saja ajakan tersebut dan mengikuti kemana ayah saya jalan. Ujung-ujungnya menurut saya kegiatan ini memakan waktu yang sangat lama, maka sepanjang jalan saya bertanya kepada bapak saya beberapa statement/pertanyaan:
1.lama bener pa?
2. Masih jauh gak?
3. Ada taxi atau mikrolet gak disini?
4. Ojek ada pa?

Kalau diingat-ingat, sepertinya kalau gw yang jadi bapaknya jangan-jangan sudah gw plester mulutnya :p. Kesimpulan akhir perkenalan pertama saya dengan kegiatan alam tidak menyenangkan, apalagi pada saat itu saya adalah bocah gamer yang bisa maen game selama 14 jam dalam sehari. Setelah ini saya tidak pernah melakukan kegiatan sejenis ini.

>25 tahun kemudian akhirnya setelah menolak berbagai ajakan naik gunung dan kegiatan alam dari lingkungan terdekat, saya memberanikan diri keluar dari "comfort zone" dengan mencoba hal baru. Setelah mengikuti pernikahan friska & michael di Pulau Dewata, pacar saya ingin trail ke gunung batur. Tadinya dia malas mengajak saya karena dia tahu saya sudah menolak ajakan kegiatan alam darinya berkali-kali (tapi selalu ada yang pertama kan dalam apapun).

Gunung batur adalah gunung yang terletak di (You really think i´ll post something like this? Just google it ok). Pada hari-H Kami menggunakan jasa perjalanan travel Yang berada di daerah Ubud. Perjalanan ini dimulai sekitar jam 2 pagi, kami dijemput di tempat kami menginap rumah salah satu kolega di daerah tegal alang. Selain menjemput kami,  mobil tersebut juga menjemput turis- turis lainnya di berbagai penginapan. Total dari rombongan ini ada 6 orang, 1 orang jepang WN Australia, 2 orang perancis dan 1 orang Austria. Dari 4 orang ini ada 1 orang yang sudah ke kilimanjaro (target gw 5 tahun ke depan) dan gunung Jungfrau Di austria. Pada jam 3 kami terlebih dulu dibawa ke suatu check point sebelum menaiki gunung. Di tempat ini kami diberikan makanan dahulu, barulah kami dibawa ke post pertama untuk menaiki gunung batur. Pada pos pertama gunung batur, kami disambut oleh 3 orang guide dimana 3 guide ini dibagi dalam 3 kelompok: kelompok cepat, kelompok sedang dan kelompok yang lambat. Gw dan meiske memutuskan kita masuk ke geng alon-alon kelakon saja. Guide kami adalah bli Jero yang sebetulnya pacenya cepat tapi sangat sabar menemani 2 kura-kura ini.

Awalnya kami berjalan dulu melewati jalanan yang menanjak. Bagian ini menurut saya relatif mudah, lalu menaiki daerah yang berbatu. Daerah ini harus lebih berhati-hati karena apabila salah menaruh kaki, maka kaki akan terluka (kaki saya luka karena sedikit terpleset). Setelah itu daerah lembah yang berpasir. Daerah ini harus pintar mengambil pijakan, agar tidak terpeleset. Setelah melewati berbagai tanjakan setelah 3 jam kami pun bisa sampai ke puncak gunung batur. Buat saya yang malas bermain di alam ini adalah achievement yang membanggakan :)
Selama melewati proses menaiki gunung Batur ini ada beberapa hal yang membuat saya berpikir bahwa ada beberapa hal yang bisa diambil hikmahnya
1. Mind your own business/ stop berkomentar mengenai cara orang lain melakukan sesuatu. 
Kaki saya terluka saat saya mengomentari cara pacar saya memanjat gunung dan melewati halangan. Pada saat mengomentari, saya jadi tidak fokus dan kurang berhati-hati.
2. Help each other
Ada beberapa tempat yang memiliki tanjakan cukup tinggi dan kita bisa memudahkan teman perjalanan kita dengan memberikan tangan kita sebagai salah satu pegangan dalam melewati halangan tersebut. Selama bisa membantu dan tidak membahayakan diri, maka lakukan saja.
3. Its fun to go to the top but prepare yourself when you go down.
Randomly gw berpikir bahwa saat kita melewati karier dan kehidupan yang baik, bukan berarti kita harus habis-habisan dan tidak menyisakan tenaga pada saat mengejarnya. Kita harus menyiapkan tenaga dan beradaptasi juga saat kita turun. Dihubungkan dengan hidup, kita semua harus memikirkan dana pensiun pada saat tenaga kita tidak lagi digunakan untuk memanjat puncak karier kita. Jadi bersiaplah, menabung dan mencoba berinvestasi dengan baik.
4. Melangkahlah 1 demi 1, gak usah melihat hal yang terlalu di awang-awang. 
Dihubungkan dengan pengalaman masa kecil, gw tidak lagi melihat tujuan dari perjalanan ini sebagai yang utama. Gw menikmati prosesnya, melangkah 1 demi 1. Pada saat mencapai tujuan gw jadi bisa menikmatinya..
5. You are vulnerable,  careful where you step
Menikmati perjalanan bukan berarti kita adalah orang- orang yang buletproof. Hati-hati dalam melangkah karena salah bergerak bisa menyebabkan kita menginjak titik yang salah dan membuat kita jatuh/ melukai diri sendiri.
6. You are Never to late to do what you want. 
Pada saat kami menuruni gunung ada rombongan granny berumur 50-70an yang juga mencoba menaiki gunung ini. Memang mereka lebih lambat dibanding orang lain, tapi saya rasa hal ini sangat luar biasa karena dilakukan oleh seorang berumur yang punya tekad luar biasa.

So guys sekian jurnal perjalanan saya ke gunung Batur. See you di jurnal-jurnal saya lainnya :)