Kisah tentang 5 roti dan 2 ikan adalah kisah klasik yang sudah kita dengar berkali-kali, tetapi sadarkah kita bahwa mujizat yang terjadi dimulai dari kemauan? Dalam Yohanes 6:1-15, cerita dimulai karena murid-murid gusar melihat banyak orang mengikuti Yesus. Murid-murid meminta Yesus agar menyuruh mereka pulang, tetapi Yesus malah mengatakan "berilah orang banyak itu makan". Melihat uang mereka yang terbatas dan hanya ada anak kecil yang membawa bekal 5 roti dan 2 ikan, murid-murid bingung. Dalam situasi itu , Yesus pun memulai keajaiban.
Dalam kisah 5 roti dan 2 ikan ada hal yang orang-orang sering luput. Keajaiban dalam peristiwa ini dimulai oleh seorang anak yang memberikan makanannya kepada murid-murid. Anak dipandang sebelah mata karena belum bisa bertanggung jawab, bergantung kepada orang tua dan belum memiliki kemampuan yang maksimal seperti orang dewasa. Pandangan negatif terhadap orang yang dianggap tidak memiliki kemampuan harusnya bisa kita ubah melalui cerita 5 Roti dan 2 Ikan. Anak tersebut mengingatkan kita akan pentingnya mempercayai Tuhan bisa memaksimalkan apa yang kita punya. Berdasarkan pandangan manusia menyerahkan 5 roti dan 2 ikan tentunya tidak bisa memenuhi kebutuhan 5000 orang. Faktanya makanan yang tampak sedikit itu cukup bahkan bisa berlebih.
Berapapun berkat dan kemampuan yang kita miliki, apabila kita serahkan untuk hal yang baik percayalah bahwa hal tersebut bisa mendatangkan kebaikan. Contoh nyata adalah relawan-relawan, orang yang menyumbangkan waktu dan kemampuannya dalam gerakan-gerakan yang positif. Saya selalu salut melihat para volunteer kegiatan sosial seperti di Akademi Berbagi, Sabang Merauke dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mendatangkan hal positif di negara ini. Mereka menyumbangkan waktu mereka yang berharga & mencoba melakukan hal yang baik meski tidak mendapat keuntungan finansial. Harapan saya kelompok ini menjadi contoh yang membuat orang-orang percaya berbuat baik itu bukan masalah kemampuan tetapi dimulai dari kemauan. Meminjam quotes dari Date Facilitator saya Michel Rako minggu lalu, "Tuhan memanggil orang yang mau bukan yang mampu".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar